Liputan6.com, Jakarta Bagi para pecinta bangunan heritage dan fotografi pasti sudah tak asing dengan destinasi Lawang Sewu yang ada di Semarang, Jawa Tengah.
Bangunan warisan zaman kolonial ini memiliki pesona yang kuat. Arsitektur yang unik, klasik, dan historisnya merupakan magnet bagi siapapun
yang mengetahui Lawang Sewu, tak hanya bagi kaum akademis yang meneliti warisan zaman kolonial tapi juga untuk wisatawan lokal dan mancanegara.
Baca Juga
Bulan Juli 2015 lalu, Lawang Sewu, bangunan heritage yang dikelola dan dirawat oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) berhasil mencatatkan prestasi yang
membanggakan. Lawang Sewu masuk dalam catatan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Penyelenggara Pendukung Parade Busana Pengantin dengan variasi terbanyak.
Advertisement
Pencatatan rekor MURI yang dikukuhkan dalam bentuk piagam ini diterima oleh Manager Museum Management PT KAI, Sapto Hartoyo.
Penyerahan piagam dilakukan pada acara Fashion Show Busana Pengantin di Borobudur Ballroom Pekan Raya Promosi Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah, Jumat (31/7) malam.
Dengan didapatkannya pengakuan dari Museum Rekor Indonesia, Sapto berharap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lawang Sewu semakin
meningkat seiring dengan prestasi yang berhasil disabet PT KAI.
“Acara ini bisa menjadi salah satu sarana promosi untuk Lawang Sewu," tambah Sapto dalam paparannya.
Aura Mistis Sirna oleh Para Model Fashion Show
1
Aura mistis Lawang Sewu yang selama ini terbayang dalam benak pengunjung seakan sirna dengan banyaknya peragawan dan peragawati yang memakai busana pengantin, baik busana modern maupun tradisional.
Sebanyak 135 vendor rias pengantin dengan 175 pasang busana pengantin mengikuti pawai dari Lawang Sewu dan berakhir di PRPP Jawa Tengah,
Semarang. Selain Lawang Sewu, parade busana pengantin ini juga melibatkan komunitas mobil mewah, komunitas motor gede (moge), bendi, dan mobil golf.
Acara pembukaan parade yang digelar sore hari (31/7) di halaman Lawang Sewu sebelum acara penerimaan piagam Muri ini merupakan kerjasama antara Museum Kereta Api dengan Mahkota Enterprise.
Pelepasan peserta parade dilakukan oleh Sapto Hartoyo, ditandai dengan penyerahan secara simbolis Warak Ngendok kepada panitia penyelenggara. Penyelenggaraan acara inipun mendapat banyak apresiasi dari segenap keluarga besar PT KAI dan masyarakat Jawa Tengah.
Ya, Lawang Sewu kini tak hanya sebagai museum, galeri, gedung pameran, tapi banyak juga pihak luar yang menyelenggarakan pagelaran musik dan pertemuan-pertemuan di gedung ini. Jika ingin mengunjungi Lawang Sewu, cukup dengan membayar Rp 10.000,- per orang dewasa dan Rp 5.000,- per
anak, buka setiap hari pukul 08.00-21.00 WIB. Pada tahun 2014, tercatat 483.068 orang yang mengunjungi bangunan “seribu pintu” ini.
Baca Juga:
Kereta Api: Setia Selama 7 Dekade Melayani Negeri
Pelayanan dan Inovasi Kereta Api Tanpa Henti Untuk Negeri
Rail Transit Suite, Hotel Nyaman di Stasiun Gambir
5 Menu Baru nan Menggoda Selera dari Loko Cafe, Anak Usaha PT KAI
Transformasi Layanan Commuter Line Menuju 1,2 Juta Penumpang
Potensi Untung Besar, PT Kalog Ekspansi Bisnis Batubara di Sumsel
(Adv)
Advertisement