Sukses

Bocah-Bocah Riang di Tengah 'Duka' Kampung Pulo

Mereka tetap riang dengan asyik bermain bola. Meski bukan di atas lapangan sesungguhnya.

Liputan6.com, Jakarta - ‎Siang ini, cuaca begitu terik. Aspal pun tampak terlihat panas. Sebagian besar warga Kampung Pulo masih sibuk memindahkan barang-barang mereka. Hijrah ke Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat.

Ratusan, bahkan ribuan petugas Satpol PP dibantu Kepolisian dan TNI tampak berjaga di sepanjang Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Mereka mengantisipasi, kejadian pada Kamis 20 Agustus pagi terulang. Ketika itu ribuan warga Kampung Pulo menolak digusur. Pecahlah bentrok antara warga dan petugas keamanan.

Tapi 4 orang anak seakan tidak peduli mengenai kondisi itu. Mereka tetap riang dengan asyik bermain bola. Meski bukan di atas lapangan sesungguhnya.

Bocah-bocah Kampung Pulo asyik bermain bola di jalan raya yang telah ditutup. (Liputan6.com/Osfar Ferri)

Mereka bukan tidak tahu bahwa tanah kelahiran mereka digusur. Tempat mereka tumbuh dirobohkan. Agak mustahil jika memperkirakan bahwa anak-anak ini bisa merasakan apa yang dirasakan orangtuanya. Mereka hanya mencoba menghibur diri dengan bola. Hobi mereka.

"Buat hiburan saja bang," ujar Muhammad Ibrahim (5), Sabtu (22/8/2015).

Ibrahim mengaku terpaksa main bola di jalanan ini. Karena tempat biasa mereka bermain, yakni di Gang II Kampung Pulo sudah tidak ada. Sudah rata tanah bersama bangunan pemukiman warga.

"Mumpung jalanan ditutup, jadi mainnya di sini bang," kata bocah yang dipanggil teman-temannya Iim ini.

Bagi anak-anak itu, mereka hanya tahu mereka harus pindah. Mereka belum mengerti akar permasalahan sebenarnya kenapa mereka mesti hijrah. Buat mereka, tentu kenyamanan menjadi yang terpenting. Tak peduli di mana mereka tinggal. Di rumah mereka yang lama, atau di unit Rusunawa Jatinegara Barat.

"Di mana saja enak bang. Yang penting bisa main," kata Ervan (5), sembari memegang bola plastik.

‎Bermodalkan bola plastik, Ibrahim dan Ervan bersama 2 teman lainnya tetap bermain. Si plastik bundar ditendangnya sana-sini, tanpa sepatu‎, hanya 'nyeker' di atas 'lapangan'.

Padahal terik siang ini cukup menyengat kulit. Keringat mereka juga sudah membasahi baju. Tapi dengan tawa kecil menyungging di wajah, mereka tetap berlari, menggiring, menggocek, dan lalu berusaha mencetak gol ke gawang--gawang 'imajinasi' yang dibuat ala kadarnya, dari sepasang sandal--. Dan mereka pun tetap bisa tertawa, menghibur diri dengan bola plastik itu. (Ali/Mvi)

Video Terkini