Liputan6.com, Jayapura - Polda Papua menyiapkan 16 orang psikolog untuk menemani dan memantau kondisi keluarga korban kecelakaan Trigana Air Service pada Minggu 16 Agustus 2015 di Pegunungan Bintang, Papua. Ke-16 orang itu terdiri dari 8 psikolog dari Polda Papua dan sisanya psikolog yang tergabung pada Himpunan Psikolog Papua.
Kapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, setiap hari ada 3-4 orang psikolog yang bertugas di tengah-tengah keluarga korban yang dikumpulkan di gedung Tongkonan yang jaraknya 200 meter dari lokasi identifikasi jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara, Jayapura.
"Tak hanya psikolog, tokoh agama juga ikut memberikan penghiburan kepada keluarga korban. Kami juga menyediakan ruang konsultasi dan ahli kejiwaan di Tongkonan sambil menunggu hasil identifikasi yang dilakukan tim identifikasi,” kata Waterpauw di Jayapura, Sabtu (22/8/2015).
Polda Papua juga turut melakukan komunikasi yang intens kepada keluarga korban yang tengah berduka dan cemas. Sebelum mengumumkan hasil identifikasi tim DVI Dokkes Polda kepada keluarga, pihak Dokkes juga lebih dahulu memberikan penjelasan tentang proses identifikasi agar keluarga korban sabar menunggu dan mengetahui proses identifikasi.
"Kondisi keluarga korban rata-rata cemas akan proses identifikasi. Mereka juga pasti lelah dalam menunggu hasilnya, sehingga ditakutkan timbul emosi dari keluarga korban dan hal-hal seperti ini yang perlu kita antisipasi," ujar dia.
Pada saat menunggu proses identifikasi ini, setiap harinya keluarga korban diberikan makan dan minum gratis dari dapur umum yang tersedia di gedung itu.
Hingga saat ini sudah ada 12 dari 54 jenazah korban kecelakaan pesawat Trigana Air yang teridentifikasi.
Mereka adalah Teguh Warisman Saleh, Emilia Gobai, Milka Kakiar Mabin, Oscar Mangontoh, Hasanuddin, Martinus Aragai, Terianus Salawala, Boni Wori-Wori, Wendepan Bamulki, Asirun, Dita Amelia Kurniawan, dan Agustinus Luwanmase.
Pesawat Trigana Air Service jenis ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL 267 diduga menabrak lereng bukit di sekitar Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat jatuh di kemiringan 45 derajat.
Pesawat yang membawa 49 penumpang dan 5 kru ini hilang kontak pada pukul 14.21 WIT Minggu siang, 16 Agustus 2015. Saat itu, pesawat ini terbang dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura tujuan Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (Mvi/Ali)
Polda Papua Sediakan 16 Psikolog Dampingi Keluarga Korban Trigana
Sudah ada 12 dari 54 jenazah korban kecelakaan pesawat Trigana Air yang teridentifikasi.
Advertisement