Liputan6.com, Jakarta - Tini (29) mendatangi posko petugas keamanan di Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Sore tadi, warga Kampung Pulo RT 14 RW 03 itu hendak menanyakan soal janji Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta soal pembagian unit di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat.
Namun, yang ingin dia temui tidak ada. Baik itu Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu maupun Walikota Jakarta Timur Bambang Suryawardana.
Tini mengaku tidak kebagian unit di Rusunawa. Sebelumnya, dia dijanjikan dapat unit rusun oleh Lurah Bambang sebagai ganti penggusuran.
"Dijanjikan rusun, waktu itu lewat Lurah Pak Bambang," kata Tini, Sabtu (22/8/2015).
Padahal, ayahnya yang tinggal di RT 11 RW 03 sudah mendapat jatah unit di Rusunawa. Oleh karena itu, ibu 1 anak ini menanyakan soal jatahnya. Terlebih, dia punya sertifikat rumah dan kartu keluarga (KK) yang berbeda dengan sang ayah.
"Rumah keluarga saya 2, 1 punya saya, 1 punya ayah saya. Ayah saya sudah dapat, karena rumahnya di RT 11 kena gusur juga. Nah, rumah saya di RT 14 juga kena. Padahal saya sama ayah saya beda KK," jelas Tini.
Saat dikonfirmasi, pria yang berada di ujung telepon mengaku bukan Lurah Kampung Melayu. Padahal, sejak 2 tahun terakhir, nomor tersebut selalu diangkat oleh Bambang Pangestu selaku Lurah Kampung Melayu. Baik itu mengonfirmasi data warga ketika mengungsi ketika banjir, maupun hal lainnya berkaitan dengan Kampung Pulo.
"Saya bukan Pak Bambang Lurah Kampung Melayu. Saya penjaga kantin pasar (Pasar Jatinegara)," kata pria di ujung telepon kepada Liputan6.com. (Bob/Ado)
Masih Ada Warga Kampung Pulo yang Tidak Kebagian Unit di Rusunawa
Tini mengaku dijanjikan dapat unit rusun oleh Lurah Bambang sebagai ganti penggusuran.
Advertisement