Sukses

Akhir Drama Kampung Pulo

Penggusuran ratusan rumah di wilayah Kampung Pulo, Jakarta Timur, dinyatakan rampung.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan anak tampak berlarian di lorong-lorong Rumah Susun (Rusun) Jatinegara Barat, Minggu, 23 Agustus 2015. Mereka bermain kejar-kejaran, bahkan ada yang sampai berlarian ke pinggir jalan raya. Mereka seakan tak terpengaruh dengan peristiwa bentrokan yang terjadi 2 hari sebelumnya, di mana tempat tinggal mereka di Kampung Pulo, digusur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Hari itu anak-anak warga Rusun Jatinegara tengah ‘menikmati hiburan’ dengan datangnya Mobil Pintar dari Binmas Polda Metro Jaya. Di dalam mobil itu ada banyak hal yang disukai anak-anak.

"Mobil pintar ada 4 sentra pembelajaran. Ada komputer, audio visual, baca atau pustaka, dan bermain untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD‎)," kata Aiptu Nani Suprihatini, petugas kepolisian yang mendampingi Mobil Pintar.

Nani mengaku mendapat instruksi dari Direktur ‎Binmas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Widjanarko untuk memberi hiburan bagi anak-anak yang baru pindah ke lingkungan baru tersebut.

"‎Untuk kegiatan hari ini, mengingat rangkaian pemindahan warga, banyak anak-anak yang tidak terarah. Ini juga bentuk kepedulian polisi pada pendidikan. Anak-anak mitra termuda dan terkecil di kepolisian," tutur Nani.

Sayang kegembiraan anak-anak itu terbatas, pukul 13.00 WIB Mobil Pintar mulai ditutup. Buku-buku pun dikembalikan ke dalam rak, tersusun rapi. Nani pun berjanji kembali lagi untuk menghibur anak-anak.

"Kami dari pukul 08.00 WIB, ini sekarang 13.00 WIB sudah selesai. Memang anak-anak dan orangtua antusias, mereka juga komunikatif. Kita kembali lagi lain waktu," tandas Nani.

 

Rumah Hj Nani di Kampung Pulo | Via: lacak.id

Penggusuran ratusan rumah di wilayah Kampung Pulo, dinyatakan rampung. Sekitar 519 bangunan yang dirobohkan telah rata dengan tanah.

"Hari ini penggusuran sudah tidak ada, hanya merapikan. Kita membersihkan puing-puing," kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi di Kampung Pulo, Minggu 23 Agustus 2015.

Menurut dia, pembersihan dilakukan Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Untuk alat berat, dikerahkan 1 ekskavator amphibi, 4 ekskavator darat, serta truk-truk pengangkut puing. Ekskavator amphibi bertugas mengangkat puing-puing yang jatuh ke Sungai Ciliwung.

"‎Ini berlangsung terus oleh Dinas Kebersihan. Nanti pihak PU (Pekerjaan Umum) sudah masuk mengerjakan proyek ini," tutur dia.

Menurut Kukuh, warga Kampung Pulo telah pindah ke Rusun Jatinegara Barat. Saat ini tercatat 406 kunci telah diserahkan ke warga.

"‎Dari 519 sudah 444 yang ambil undian, yang dapat kunci 406," tutur Kukuh.

Kukuh tidak tahu sisa warga yang belum mengambil undian untuk menempati rusun. Ia menduga warga tersebut belum menyelesaikan kelengkapan yang diperlukan.

"‎Yang sisanya kemungkinan kontrak, tinggal di rumah saudara atau kelengkapan belum selesai‎," ujar Kukuh.

Dia juga menyampaikan, dengan normalisasi Sungai Ciliwung, masyarakat akan mendapat 2 keuntungan. Pertama, keuntungan bagi warga Kampung Pulo yang dipindah ke tempat yang lebih baik, yakni di Rusun Jatinegara Barat.

"Kedua,‎ masyarakat luas mudah-mudahan tidak banjir. Semua masyarakat nikmati," tandas Kukuh.

Jadi Kawasan Wisata Air

Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi menjelaskan, penggusuran di Kampung Pulo, bukan hanya bertujuan meminimalkan banjir. Melainkan juga menyulap wilayah tersebut menjadi kawasan wisata air.

"Kalau nanti kali sudah bagus, bisa jadi wisata air. Menurut kontraktornya Desember sudah selesai," tambah Kukuh.

Selain menjadi kawasan wisata air, nantinya juga akan dibangun jalan inspeksi. Jalan tersebut juga akan ditanam pohon-pohon agar nyaman dipandang.

"Sore nanti pihak PU sudah masuk mengerjakan proyek ini. Sudah ada kontraktornya, bahan sudah siap. Langsung dikerjakan. Ini dikerjakan, kemudian diperlebar," tutur dia.

"Pinggir kali kita buat jalan inspeksi. Selain urai banjir, orang juga bisa lewat sini. Akan ditanam pohon, dan jadi indah," tukas Kukuh.


Sejumlah warga saat menyeberangi kali Ciliwung usai penggusuran di Kampung pulo, Jakarta, Jumat (21/8/2015). Penggusuran terkait rencana Pemprov DKI Jakarta yang akan melakukan normalisasi Kali Ciliwung. (Liputan6.com/Gempur Surya)

DPR Siapkan Agenda Khusus

Kejadian di Kampung Pulo tak luput dari sorotan wakil rakyat di DPR. Anggota DPR dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan menilai, niatan Ahok mengatasi banjir adalah langkah baik. Namun, kejadian di Kampung Pulo bisa membuat keadaan Jakarta memanas.

"Jangan sampai Jakarta yang saat ini adem ayem, di mana hubungan antara pemimpin dan rakyat terjalin dengan baik, menjadi menghangat. Niat Ahok baik, tapi pendekatan di lapangan kurang pas," ucap Arteria kepada Liputan6.com, Sabtu 22 Agustus 2015.

Arteria mengimbau Ahok agar jangan memicu polemik baru.

"Harus dipahami bahwa posisi masyarakat depresi dengan kehilangan tempat berteduh, terlebih permasalahan rumah susun pengganti pun belum tuntas," tambah dia.

Dengan kejadian tersebut, Anggota Komisi II DPR RI itu pun menuntut Ahok untuk menyelesaikan banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan permukiman padat penduduk.

Arteria yakin Komisi II DPR akan mendukung langkah mantan Bupati Belitung Timur itu. Terutama bila hasil penggusuran di Kampung Pulo, ternyata menyelesaikan masalah banjir yang selama ini terjadi di Ibukota.

"Tugas berat telah menanti Ahok. Kejadian kemarin adalah potret penyelesaian banjir. Kita akan tunggu rencana Ahok soal daerah penyangga banjir, ini pekerjaan rumahnya. Kami Komisi II akan dukung Pemprov DKI asal mereka serius. Saya meyakini fungsi kawasan mungkin lebih berkontribusi daripada dengan perilaku warga," jelas Arteria.

Arteria pun meminta kepada Ahok untuk kejadian di Kampung Pulo sebagai bentrokan terakhir dalam konteks penyelesaian hak atas tanah.

Dengan berkaca terjadinya bentrokan itu, lanjut dia, Komisi II akan membuat agenda khusus.

"Kejadian bentrokan harus diyakini sebagai bentrokan terakhir dalam konteks penyelesaian hak atas tanah. Saya akan jadikan agenda pembahasan khusus di Komisi II, khususnya terkait Panja Pertanahan," ungkap Arteria.

Sementara itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan mendukung langkah Pemprov DKI Jakarta menertibkan warga yang tinggal di bantaran kali, khususnya di Kampung Pulo, Jakarta Timur.

"Terkait penggusuran di Kampung Pulo itu bagus, memang sudah saatnya banjir diakhiri. Masa masyarakat Kampung Pulo harus banjir terus," ujar Zulkifli usai membuka Kongres Pemuda Katolik ke-XVI di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu 22 Agustus 2015.

Dia menilai, program penertiban Kampung Pulo yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sudah benar. Alasannya, program yang digagas Ahok itu tidak cuma menggusur, namun menyediakan tempat relokasi.

"Ada rusunawa, mereka bisa pindah kemudian banjir bisa diatasi," ujar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Zulkifli berpesan agar sosialisasi perlu dilakukan terus-menerus oleh Pemprov DKI Jakarta. Ini dianggap perlu agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Sosialisasi perlu biar tidak terjadi salah paham, padahal itu programnya bagus," tegas Zulkifli. (Ron/Rmn)