Sukses

Teknologi yang Mengubah Wajah PT KAI, dari Offline Menjadi Online

Teknologi ini menyediakan fasilitas pemesanan dan pembayaran tiket kapan saja dan di mana saja sehingga memudahkan konsumen.

Liputan6.com, Jakarta Teknologi informatika telah banyak memoles wajah PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) hingga dapat menyuguhkan layanan yang modern seperti saat ini.

Tak hanya bagi masyarakat pengguna jasa Kereta Api tapi juga bagi internal PT KAI sendiri. Dibandingkan lima tahun lalu, pengguna jasa kereta api saat ini pasti lebih bisa tersenyum lebar dan tercenggang dengan inovasi dari PT KAI.

Teknologi informatika yang mendukung kemajuan PT KAI adalah Rail Ticketing System (RTS), sebuah sistem tiket untuk angkutan penumpang kereta api. RTS ini juga menjadi inovasi baru dalam bidang transportasi darat Indonesia.

Berikut 7 manfaat dari Rail Ticketing System ini yang telah dirasakan PT KAI dan masyarakat pengguna jasa kereta api:

1. Pesan Tiket Kereta Secara Online

Tujuan RTS adalah menyediakan fasilitas pemesanan dan pembayaran tiket kapan saja dan dimana saja sehingga memudahkan konsumen. Dengan sistem online ini, penumpang bisa melakukan reservasi tiket tanpa harus datang ke stasiun. Bahkan, dengan aplikasi KAI Access, calon penumpang dapat melakukan reservasi dan pembayaran melalui smartphone.

“Inovasi teknologi RTS bertujuan memberikan kemudahan dalam pelayanan ticketing penumpang KA. Calon penumpang dapat melakukan reservasi dan
pembayaran tiket kapan saja (anytime), dimana saja (anywhere), dengan media apa saja (anydevice)," kata Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro.

2. Pesan Tiket Bisa 90 Hari Sebelum Keberangkatan

2 dari 3 halaman

1

Teknologi RTS memungkinkan pemesanan tiket KA dapat dilakukan 90 hari sebelum keberangkatan. Reservasi tiket ini dapat dilakukan pada seluruh channel penjualan tiket KA yang sudah terkoneksi dengan RTS. Hal ini juga memberikan nilai tambah bagi konsumen dalam kemudahan mendapatkan tiket.

3. Transaksi Bisnis Menjadi Lebih Cepat dan Aman

Dengan waktu pemrosesan tiket yang lebih cepat, maka akan lebih banyak pelanggan yang terlayani. Adanya waktu reservasi yang fleksibel, maka lebih banyak jumlah transaksi serta pelanggan yang dapat terlayani.

Di sisi lain, pemanfaatan IT mampu mempercepat proses bisnis di PT KAI dan sangat efisien serta bisa menghindari kesalahan yang tidak perlu terjadi karena dilakukan secara manual.

“Teknologi yang kita gunakan dan kembangkan tidak hanya harus memenuhi kebutuhan fungsionalitas saja tetapi juga mampu mengubah kompleksitas bisnis menjadi lebih mudah dan sederhana,” ujar Direktur SDM, Umum dan TI PT KAI, M. Kuncoro Wibowo yang menggawangi pengembangan RTS dari nol
hingga menjadi seperti saat ini.

4. Peningkatan Jumlah Penumpang dan Pengguna Channel Ekstra

Sebelum pengembangan RTS, pada tahun 2010 hanya ada 520 penumpang yang melakukan pembelian tiket melalui channel eksternal. Namun, setelah RTS mulai berjalan go live pada September  2011 dan terus diimplementasikan, pada tahun 2014 tercatat 13,2 juta penumpang yang melakukan pembelian tiket melalui channel eksternal.

Selain peningkatan jumlah penumpang, implementasi RTS memberikan kecepatan untuk masuk ke pasar. Melalui integrasi dengan social media, KAI Access (mobile apps), maupun web corporate, PT KAI dapat memberikan informasi lebih cepat tentang produk baru, program promo, event–event, dll sehingga informasi dapat lebih cepat sampai ke pelanggan.

5. Membuka Peluang Bisnis Lain

3 dari 3 halaman

2

Implementasi RTS memungkinkan untuk memperbanyak channel reservasi dan pilihan cara pembayaran, sehingga lebih fleksibel dan lebih dekat
dengan pelanggan. RTS membuka peluang untuk bisnis baru, diantaranya integrasi dengan moda angkutan lain, hotel, travel agent, penggunaan vending machine melalui mekanisme kerja sama, dan lain sebagainya.

Lebih jauh lagi, RTS memungkinkan untuk masuk ke pasar global melalui website. Saat ini, pemesanan tiket KA pun sudah bisa dilakukan dari luar negeri.

6. Pembelian Tiket di Stasiun Lebih Tertib

Dengan RTS, strategi PT KAI untuk memperbanyak channel penjualan tiket di luar stasiun dan mengurangi jumlah loket di stasiun bisa terwujud. Stasiun pun menjadi lebih tertib karena hanya digunakan untuk pembelian tiket go show dan pelayanan bagi penumpang yang akan berangkat maupun baru menggunakan KA.

“Sistem RTS ini menjadi salah satu perangkat bagi manajemen untuk memantau perkembangan angkutan penumpang KA di seluruh wilayah pelayanan
PT KAI. Dengan demikian, ke depannya kami dapat terus mengembangkan segala aspek yang berkaitan dengan angkutan penumpang,” kata Edi.

7. Rail Ticketing System, Tinggal Klik!

Berkat RTS, sistem ticketing KA menjadi jauh lebih mudah. Cukup dengan komputer, jaringan internet, atau smartphone, calon penumpang tinggal memainkan telunjuk dan klik, transaksi selesai. Anda tinggal memiliki gadget, jaringan internet, dan dapatkan tiket KA semudah meng-klik panduan yang ada. 

Selain Rail Ticketing System, PT KAI juga menyediakan vending machine penjualan tiket yang disebut e-kiosk dan  mesin Cetak Tiket Mandiri (CTM). CTM membuat calon penumpang dapat mencetak tiket tanpa harus antri di loket.

"PT KAI akan terus mengembangkan teknologi yang ada untuk meningkatkan pelayanannya sehingga bisa menjawab kebutuhan pengguna jasa KA," tambah Edi Sukmoro.

Baca Juga:

Kereta Api: Setia Selama 7 Dekade Melayani Negeri

Pelayanan dan Inovasi Kereta Api Tanpa Henti Untuk Negeri

Rail Transit Suite, Hotel Nyaman di Stasiun Gambir

5 Menu Baru nan Menggoda Selera dari Loko Cafe, Anak Usaha PT KAI

Transformasi Layanan Commuter Line Menuju 1,2 Juta Penumpang

Potensi Untung Besar, PT Kalog Ekspansi Bisnis Batubara di Sumsel

Parade Busana Pengantin Bikin Lawang Sewu Masuk Rekor MURI

6 Kegiatan CSR PT KAI yang Hadir di Tengah Masyarakat

(Adv)