Liputan6.com, Mekah - Jemaah haji yang masuk kategori sehat atau mandiri disarankan untuk memakai masker yang selalu dibasahi, untuk mencegah dehidrasi dan penyakit pernapasan di tengah cuaca terik dengan kelembaban rendah selama berada di Tanah Suci.
"Untuk pencegahan, jamaah yang masuk kategori mandiri tanpa faktor risiko, lebih baik memakai masker yang selalu dibasahi," kata dokter spesialis paru Fitri Indah ketika ditemui di Mekah, Arab Saudi, Minggu 23 Agustus 2015.
Hal itu penting untuk menjaga kelembaban di tengah udara panas di Arab Saudi, khususnya Mekah dan Madinah. Dalam beberapa hari ini, suhu udara di kota tersebut mencapai di atas 40 derajat Celcius.
Diperkirakan, suhu udara di Mekah bisa menembus angka 53 derajat Celcius pada waktu wukuf di Arafah.
"Untuk jamaah yang mempunyai faktor risiko penyakit pernapasan sebelumnya, seperti asma dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis) sebaiknya tetap menggunakan obat-obat pengontrol yang rutin digunakan di tanah air," ujar dokter spesialis di RS Soedarsono Pasuruan itu.
Ia juga mengingatkan agar jemaah banyak minum untuk mencegah dehidrasi. "Risiko dehidrasi sangat tinggi, dalam kondisi panas seperti saat ini," ujar dia.
Apalagi, lanjut Fitri, jamaah Indonesia mayoritas lanjut usia dan memiliki penyakit dasar sebelum ke Tanah Suci. Sehingga perlu diimbau untuk banyak mengonsumsi air agar terhindar dari dehidrasi dan stroke akibat udara panas yang menyengat. (Ant/Mvi/Rmn)
Cuaca Terik, Jemaah Haji di Mekah Diimbau Pakai Masker Basah
Diperkirakan, suhu udara di Mekah bisa menembus angka 53 derajat Celcius pada waktu wukuf di Arafah.
Advertisement