Sukses

Menteri Puan Kritisi 'Keseraman' Ahok Gusur Kampung Pulo

Kamis 20 Agustus 2015 lalu, ratusan warga Kampung Pulo bentrok dengan ribuan aparat keamanan.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan warga Kampung Pulo di RW 01, 02, dan 03 sempat menolak penggusuran rumah mereka oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Bahkan, Kamis 20 Agustus 2015 lalu, ratusan warga Kampung Pulo bentrok dengan ribuan aparat keamanan.

Meski saat ini, mayoritas warga Kampung Pulo yang tinggal di 'zona merah' normalisasi Kali Ciliwung sudah pindah ke Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat, namun tetap saja cara Gubernur DKI Ahok mendapat sorotan. Salah satunya dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani.

Putri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu mengkritisi cara pendekatan yang ditempuh Gubernur Ahok. Menurut Puan, pemilik nama lengkap Basuki Tjahja Purnama itu harusnya tidak mempertontonkan kekerasan.

"Kami berharap hal-hal yang berkaitan dengan rakyat dapat dilakukan lebih persuasif, kemudian musyawarah dan mufakat, tanpa mempertontonkan seram," ujar Puan di Kemenko PMK, Jakarta, Senin (24/8/2015).

Di mata Puan, seharusnya Ahok sebagai pemimpin di Ibukota bisa melakukan cara-cara pendekatan yang lebih persuasif.‎ Sebab, Gubernur DKI sebelum Ahok, Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan tindakan persuasif ke warganya, termasuk ketika beberapa kesempatan 'blusukan' dan berdialog dengan warga Kampung Pulo.

"Sebenarnya bisa dilakukan jika dilakukan lebih persuasif dan lebih baik. Saya rasa Gubernur akan lakukan itu. Ke depannya Insya Allah tak akan ada hal-hal seperti itu," ujar Puan.

Penggusuran permukiman warga bantaran Kali Ciliwung di Kampung Pulo sempat diwarnai kericuhan pada Kamis 20 Agustus 2015 pagi. Ratusan warga Kampung Pulo yang menolak digusur bentrok dengan ribuan aparat keamanan terdiri dari Satpol PP dibantu Kepolisian, dan TNI‎.

Puluhan orang diketahui mengalami luka-luka, baik dari warga maupun dari aparat keamanan. Bahkan, belasan warga ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian karena dituduh menjadi provokator‎.

Namun, pada akhirnya mayoritas warga Kampung Pulo di RW 01, 02, dan 03 "menyerah" dengan penggusuran yang terkait program normalisasi Kali Ciliwung tersebut‎. Di hari selanjutnya mereka berangsur-angsur pindah ke Rusunawa Jatinegara Barat yang memiliki 520 unit.

Sementara aparat keamanan terus melakukan perintah Ahok untuk merobohkan ratusan rumah di 3 RW tersebut pascabentrok. Pekerjaan perobohan bangunan rumah warga itu sampai memak‎an waktu lebih dari 3 hari. (Mut)