Liputan6.com, Jakarta - Pria asal Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur sedang ramai diperbincangkan, baik di media sosial maupun media massa lantaran keunikan nama yang dimilikinya yaitu Tuhan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan menyarankan Tuhan untuk mengganti namanya karena dinilai tidak elok.
Komisi VIII DPR yang membidangi agama pun ikut buka suara terkait polemik nama pria berumur 42 tahun tersebut. Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay menyarankan, agar pria bernama Tuhan di Banyuwangi itu mengganti namanya dengan nama yang lain yang lebih baik. Terutama, nama diberikan sebagai bentuk pengharapan bagi hidup di masa mendatang.
Tidak tanggung-tanggung, Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN) itu memberikan saran nama lain bagi Tuhan. Nama tersebut memiliki arti 'hebat' yang diambil dari 3 budaya.
"Ganti sajalah kasih nama yang lebih baik, Rasyid itu dari bahasa Arab artinya hebat, kalau Bahasa Inggrisnya Richard atau orang yang berkuasa, kalau latin Ricardo," ungkap Saleh di Gedung DPR, Senayan, di Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Soal pemberian nama, Saleh menyarankan agar para orangtua memilih kata-kata yang menyimpan harapan baik.
"Misalnya kalau Hidayat itu artinya memberi Hidayah ke orang lain, pencerahan atau memberi manfaat ke orang lain atau Rais sebagai pemimpin," ujar dia.
Pemberian nama Tuhan, lanjutnya, bisa menimbulkan anggapan negatif dari masyarakat. "Kalau Tuhan berharap jadi Tuhan, sesuatu yang menurut saya tidak pas, perlu dikritisi juga kenapa, apa targetnya, apa mencari sensasi?" tandas Saleh. (Mvi/Mut)
Saran Ketua Komisi VIII DPR untuk Tuhan
Saleh menyarankan agar para orangtua memilih kata-kata yang menyimpan harapan baik.
Advertisement