Liputan6.com, Jayapura - Danrem 174/Anim Ti Waninggap, Brigjen TNI Supartodi mengklaim anak buahnya menembak warga sipil di Timika, karena membela diri. Tindakan itu terpaksa dilakukan karena anak buahnya dikeroyok masyarakat setempat.
"Menurut informasi yang saya terima, anggota ini menembak sebanyak 2-3 kali dan mengenai warga," kata Supartodi ketika dihubungi lewat telepon selularnya, Jumat (28/8/2015).
Menurut dia, senjata yang dipegangnya nyaris dirampas warga saat pengeroyokan terjadi.
Dia menuturkan penyerangan tersebut bermula saat anggota TNI melakukan pengamanan di Pos Gorong-gorong. Waktu itu, ada masalah di dekat pos polisi tersebut.
"Anggota kami dikeroyok sama warga setempat dan anggota lainnya datang untuk mencari temannya yang dikeroyok itu. Tapi malahan anggota yang mencari temannya itu ikutan dikeroyok dan dikepung warga, bahkan senjatanya hampir dirampas," jelas Supartodi.
Setelah mendapat laporan, dia langsung memutuskan ke lokasi kejadian untuk berkomunikasi dengan tokoh adat, agama, dan masyarakat. Dia ingin pascakejadian, keluarga korban dan warga tetap tenang dan menjaga Timika tetap kondusif.
"Besok saya akan ke Timika, setelah mengikuti pelantikan Panglima Cenderawasih di Jakarta. Maaf saya belum bisa memberikan keterangan lengkap akibat kejadian tersebut," jelas Supartodi.
Sebelumnya, Kodam XVII/Cenderawasih membenarkan prajuritnya menembak 4 warga sipil di Koperaoka atau sekitar 50 meter dari Pos Gorong-gorong, Timika. Dari 4 orang yang ditembak, 2 di antaranya meninggal dunia, yakni Imanuel Mairimau (23 tahun) yang terluka tembak di kepala belakang, bawah telinga. Korban kedua yang meninggal dunia adalah Yulianus Okoare, 23 tahun, luka tembak di perut tembus belakang.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Teguh Pudji Raharjo, mengatakan 2 warga sipil lainnya masih dirawat di rumah sakit setempat. Kedua korban adalah Martinus Apokapo (24 tahun) kena luka tembak pinggang kiri dan Martinus Imaputa (17 tahun) luka tembak pada bagian kaki.
Menurut dia, kejadian bermula saat Sertu Ashar, Jabatan Bakodim 1710/Mimika mencari Serka Makher yang diduga dikeroyok warga sekitar. Pada pencariannya itu, Sertu Ashar ikutan dikeroyok warga.
"Saat Sertu Ashar kembali ke arah motornya berniat menjemput Serka Makher, di situlah dia dan motor yang ingin digunakan telah dikepung warga setempat dan terjadilah pengeroyokan kepada Ashar hingga Ashar terjatuh dan bersimbah darah. Karena merasa terdesak, Sertu Ashar langsung mengisi senjata dan menembak ke arah atas sebanyak 2 kali, kemudian sebagian massa ada yang mundur namun ada yang mendekat dan mencoba merebut senjata. Ashar pun mengaku menembak ke arah massa dengan sasaran kaki," papar Teguh.
Pascakejadian itu, Ashar melarikan diri ke arah perempatan PIN dan menuju Kantor Subdenpom untuk meminta bantuan. Saat ini, Ashar telah diamankan di Mako Subdenpom XVII-1/Cenderawasih.
"Kodam Cenderawasih juga meminta maaf kepada keluarga korban dan akan memberikan santunan kepada korban. Kami tetap memproses prajurit yang melakukan tindakan ini dan juga mengobati masyarakat yang terkena tembakan," kata Teguh. (Bob/Mut)
Danrem: Anggota TNI Tembak Sipil di Timika untuk Bela Diri
Senjata yang dipegangnya nyaris dirampas warga saat pengeroyokan terjadi.
Advertisement