Sukses

Kontribusi untuk Negeri, STTN BATAN Cetak 77 Ahli Nuklir Baru

Indonesia tidak akan pernah kekurangan ahli nuklir karena STTN BATAN selalu memiliki lulusan terbaik di bidang teknologi nuklir

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) BATAN sebagai tempat menimba ilmu sekaligus mencetak lulusan terbaik yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan nuklir menjadi sumber energi positif bagi kehidupan Indonesia.

Rabu, (26/8) lalu, bertempat di Auditorium STTN BATAN, Jl. Babarsari, Yogyakarta , STTN menggelar acara wisuda untuk lulusan tahun 2015. Sebanyak 77 wisudawan kini menyandang gelar Sarjana Sains Terapan (SST).

Kehadiran lulusan STTN BATAN ini membuat Indonesia tidak akan pernah kehilangan sumber daya manusia dan generasi muda untuk melakukan perubahan lebih baik, terutama menyangkut teknologi nuklir.

Perlu diketahui bersama, kebutuhan akan SDM nuklir kian meningkat karena 94 persen industri ditingkat dunia, yang memerlukan tenaga ahli di bidang teknologi nuklir. Apalagi Indonesia saat ini membutuhkan energi baru dan terbarukan untuk menggantikan energi fosil yang terbatas.

“Industri nuklir yang sedang melaju dengan cepat ini membutuhkan akurasi yang tepat, itu tandanya Indonesia butuh generasi muda yang mampu mengembangkan energi nuklir ini menjadi bermanfaat dan tidak menakutkan,”
jelas Sutomo Budihardjo, Ketua STTN.

Sutomo kemudian melanjutkan bahwa generasi muda atau lulusan STTN memiliki kompetensi yang baik bahkan sudah terjun ke dunia kerja sebelum lulus.

“Sebanyak 31 orang di antara 77 wisudawan telah bekerja di berbagai sektor industri dengan keahlian teknologi nuklir yang dimilikinya,”
kata Sutomo.

Bagi sejumlah mahasiswa STTN yang berprestasi, BATAN pun memberikan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa hingga ke luar negeri dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan serta kualitas SDM.

>>>Lulusan Terbaik dan Rencana Pembangunan Tapak BABEL

Baca Juga :

Rencana Buku Putih ESDM, Sinyal Positif Pemanfaatan Tenaga Nuklir
RI Disarankan Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Saat Defisit Energi
Batan Klaim Mayoritas Masyarakat RI Restui Pembangunan PLTN

2 dari 2 halaman

1

Yang menjadi istimewa dalam wisuda tersebut adalah pemberian beasiswa kepada mahasiswa yang berasal dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ini merupakan kali pertama BATAN memberikan beasiswa pada putra daerah yang berasal dari daerah yang terletak di dekat Selat Malaka tersebut.

BATAN memberikan beasiswa tersebut sebagai wujud komitmen BATAN memberikan kesempatan bagi putra-putri daerah yang hendak menjadi ahli teknologi nuklir profesional. STTN BATAN mampu menyediakan wadah bagi mereka untuk mengembangkan kompetensinya lebih jauh lagi.

Hal ini membuat bangga Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto. Djarot mengatakan bahwa dirinya semakin bersemangat untuk mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), terutama di Tapak Bangka Belitung yang telah melalui evaluasi dan penilaian.

“Bangka Barat dan Bangka Selatan menjadi lokasi yang kami rancang dan rasa pas untuk dibangun PLTN. Masih menanti keputusan dari pemerintah untuk memberi izin pada lokasi tersebut,” tutur Djarot

“Saya berharap penuh kepada Pemerintah agar bisa memberikan keputusan yang baik untuk pembangunan PLTN ini. Jika sudah mendapat restu dari pemerintah diharapkan BATAN dan juga para lulusan STTN dapat turut berkontribusi demi kelancaran pembangunan PLTN di Tapak Bangka Belitung tersebut," lanjut Djarot.

Dengan acara yang penuh hikmat dan haru para sarjana ahli nuklir diwisuda oleh Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto dan Ketua STTN, Sutomo Budihardjo. Haru karena acara wisuda dihadiri oleh para orang tua dan keluarga para wisudawan yang datang dari berbagai daerah.

Hal yang sangat membanggakan adalah pada wisuda tahun ini STTN berhasil meluluskan lulusan terbaik dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,97 atau hampir sempurna, dan masih ada 30 lulusan lain yang mencapai IPK diatas 3,5 atau lulus dengan predikat pujian (cumlaude).

Djarot menambahkan bahwa tahun ini Indonesia sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), artinya adalah persaingan akan semakin ketat, namun apabila kita mampu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme maka MEA akan menjadi peluang yang besar bagi Indonesia untuk go internasional.

Lulusan STTN selain menerima ijazah sebagai tanda kelulusan sebagai sarjana sains terapan juga menerima Seritifikat Ijin Bekerja (SIB) yang sangat dibutuhkan pada saat mereka akan bekerja di bidang yang berkaitan dengan penggunaan radiasi dan zat radioaktif. SIB diserahkan sendiri oleh Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jazi Eko Istiyanto.

“Menjadi ahli nuklir itu tidak mudah, perlu perjuangan yang gigih untuk bisa mencapai puncak kelulusan. BAPETEN selalu mendukung kepada BATAN dan STTN untuk meningkatkan fasilitas pendidikannya, sehingga kualitas lulusannya akan semakin baik,” kata Jazi dalam sambutannya.

Baca Juga :

Begini Pemerintah Kenalkan Tenaga Nuklir ke Masyarakat
Kepala Batan: Indonesia Telah Siap Terapkan Teknologi Nuklir
Batan Jamin Keamanan Reaktor Nuklir
Batan Tunggu Sinyal Jokowi Buat Bangun PLTN

(Adv)