Sukses

Menteri Yohana: Angka Kematian Bayi di Indonesia Masih Tinggi

"Kesenjangan angka kematian bayi di luar Pulau Jawa menunjukkan masih belum meratanya pembangunan di Indonesia."

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohana Yembise mengatakan, salah satu isu tentang anak yang jadi perhatiannya adalah masih tingginya angka kematian anak pada usia neonatal atau 28 hari pasca-dilahirkan.

Karena itu, Yohana sedang melakukan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial untuk membentuk program dan penyuluhan yang bertujuan merangkul ibu hamil di seluruh wilayah Indonesia.

"Kami juga mengajak organisasi PKK ambil bagian untuk mendampingi ibu-ibu hamil di desa-desa. Itu adalah tugas kami untuk bersinergi dengan semua organisasi perempuan yang ada di Indonesia dan organisasi anak serta kementerian terkait," ujar Yohana saat menghadiri acara lomba anak yang diusung LSM Save The Children di GOR Soemantri Brojonegoro Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (29/8/2015).

Ketua DPD Irman Gusman yang hadir juga mengungkapkan penyebab angka kematian bayi yang tinggi. Menurut dia penyebabnya adalah pembangunan dan pemberdayaan di Indonesia yang belum merata, dan masih terpusat di Pulau Jawa. Namun bila teknologi informasi dalam 10 tahun ke depan dapat berkembang, maka masalah ini dapat teratasi.

"Kesenjangan angka kematian bayi di luar Pulau Jawa menunjukkan masih belum meratanya pembangunan di Indonesia. Akan tetapi tidak mungkin angka tersebut tidak dapat ditekan," kata Irman.

Ketua Save The Children Indonesia Selina Patta Sumbung juga menaruh perhatian pada tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), 200 anak meninggal setiap harinya atau bisa dikatakan dalam 7 menit ada bayi meninggal di Indonesia. Jika diakumulasikan, 73 anak Indonesia meninggal tiap tahunnya.

"Memang memprihatinkan angka kematian bayi di usia kurang dari 28 hari masih tinggi. Bahkan mengalami stagnasi, tidak ada perubahan dan menunjukkan grafis menurun dalam kurun waktu 10 tahun ke belakang," ucap Selina.

Hari ini organisasi internasional non pemerintah (NGO) Save The Children, mengadakan lomba lari estafet yang diikuti 2.980 siswa-siswi SD di Jabodetabek. Hal ini bertujuan untuk mengkampanyekan hak-hak anak di Indonesia. Perjuangan anak-anak untuk mendapat hak mereka diekspresikan dengan berlari. (Mvi/Sun)