Liputan6.com, Sanur: Minuman brem Bali awalnya hanya bagian dari ritual adat dan keagamaan di Pulau Dewata yang sebagian besar warganya memeluk agama Hindu. Namun kini minuman yang terbuat dari ketan hitam atau merah dan ketan putih yang difermentasi ini menjadi welcome drink bagi para tamu. Bahkan juga menjadi oleh-oleh khas Bali.
Sentra pembuatan brem adalah di Sanur. Di kawasan ini, industri rumahan brem mampu bertahan hingga tiga generasi. Salah satu pembuat brem Bali adalah Sila Sayana. Menurut Sila, kakeknya mulai membuat brem sejak tahun 1930-an. Kala itu, sang kakek dan sejumlah tengga membuat minuman khusus untuk menghormati para tamu dari mancanegara.
Pada awal produksi, sempat memisahkan untuk menghasilkan brem dari ketan putih dan ketan hitam. Namun seiring waktu, akhirnya kedua bahan itu dijadikan satu untuk menghasilkan satu jenis brem. Perpaduan ini memberikan cita rasa tersendiri. Walau sudah menggunakan mesin, pengolahan secara alami seperti fermentasi tetap dipertahankan.
Keistimewaan lain brem Bali adalah karena menggunakan bahan-bahan yang alami. Sejak tahun 1976, proses pembuatannya tak lagi menggunakan bahan pengawet maupun pewarna (zat aditif). Hal ini untuk menjaga cita rasa yang benar-benar khas. Bahkan untuk menjaga kualitas, Sila Sayana selalu melakukan uji laboratorium terhadap produknya.
Selain itu, setiap enam bulan sekali juga rutin dilakukan uji laboratorium di Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan setempat untuk mengetahui kadar alkoholnya. Alhasil brem Bali "made ini" Sila Sayana aman untuk dikonsumsi karena selalu dalam pengawasan kedua instansi tersebut.
Brem Bali tak kalah dengan dari luar seperti anggur atau wine. Terbukti, banyak turis asing menyukai brem Bali. Pangsa pasar brem dan arak Bali banyak diminati wisatawan Jepang, Cina, Belanda dan beberapa negara Eropa. Bahkan, ekspor untuk masing-masing negara tersebut bisa mencapai satu kontainer per tahunnya.
Kini, minuman brem yang awalnya hanya sebagai bagian dari ritual adat telah menjadi welcome drink bagi tamu mancanegara yang berkunjung ke Bali. Jadi, sempatkan untuk menikmati munuman terebut jika Anda berkunjung ke Pulau Dewata. Namun, BPOM Bali melarang wanita hamil dan usia 21 di bawah tahun untuk mengkonsumsinya.(UPI)
Sila Sayana
Telepon: 0812.392.1649
Alamat Jalan By Pass Ngurah Rai, Sanur, Bali
Sentra pembuatan brem adalah di Sanur. Di kawasan ini, industri rumahan brem mampu bertahan hingga tiga generasi. Salah satu pembuat brem Bali adalah Sila Sayana. Menurut Sila, kakeknya mulai membuat brem sejak tahun 1930-an. Kala itu, sang kakek dan sejumlah tengga membuat minuman khusus untuk menghormati para tamu dari mancanegara.
Pada awal produksi, sempat memisahkan untuk menghasilkan brem dari ketan putih dan ketan hitam. Namun seiring waktu, akhirnya kedua bahan itu dijadikan satu untuk menghasilkan satu jenis brem. Perpaduan ini memberikan cita rasa tersendiri. Walau sudah menggunakan mesin, pengolahan secara alami seperti fermentasi tetap dipertahankan.
Keistimewaan lain brem Bali adalah karena menggunakan bahan-bahan yang alami. Sejak tahun 1976, proses pembuatannya tak lagi menggunakan bahan pengawet maupun pewarna (zat aditif). Hal ini untuk menjaga cita rasa yang benar-benar khas. Bahkan untuk menjaga kualitas, Sila Sayana selalu melakukan uji laboratorium terhadap produknya.
Selain itu, setiap enam bulan sekali juga rutin dilakukan uji laboratorium di Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan setempat untuk mengetahui kadar alkoholnya. Alhasil brem Bali "made ini" Sila Sayana aman untuk dikonsumsi karena selalu dalam pengawasan kedua instansi tersebut.
Brem Bali tak kalah dengan dari luar seperti anggur atau wine. Terbukti, banyak turis asing menyukai brem Bali. Pangsa pasar brem dan arak Bali banyak diminati wisatawan Jepang, Cina, Belanda dan beberapa negara Eropa. Bahkan, ekspor untuk masing-masing negara tersebut bisa mencapai satu kontainer per tahunnya.
Kini, minuman brem yang awalnya hanya sebagai bagian dari ritual adat telah menjadi welcome drink bagi tamu mancanegara yang berkunjung ke Bali. Jadi, sempatkan untuk menikmati munuman terebut jika Anda berkunjung ke Pulau Dewata. Namun, BPOM Bali melarang wanita hamil dan usia 21 di bawah tahun untuk mengkonsumsinya.(UPI)
Sila Sayana
Telepon: 0812.392.1649
Alamat Jalan By Pass Ngurah Rai, Sanur, Bali