Liputan6.com, Jakarta - Penyampaian aspirasi yang dilakukan ribuan buruh dari berbagai daerah di Ibukota Jakarta disambut manis sejumlah pedagang kaki lima (PKL). Mereka memanfaatkan keramaian demo buruh di kawasan depan Istana Merdeka untuk meraup sedikit keuntungan dari hari biasa.
‎Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Selasa (1/9/2015), sejumlah PKL yang biasa berjualan di sekitar Stasiun Gambir berduyun-duyun menuju Patung Kuda. Banyak juga PKL dadakan yang memilih berdagang karena ada demo buruh.
Pedagang tersebut kemudian ikut bergeser menuju Istana Merdeka bersama massa buruh yang melakukan long march. Mereka berjalan terburu-buru di sela kerumunan ribuan buruh sambil mendorong gerobak dagangannya. Mereka rela berdesak-desakan demi penghasilan yang lebih.
Salah satunya pedagang bakso yang biasa disapa Ibu Ismail. Dia mengaku sering menjajakan dagangannya saat‎ ada demo di sekitar Istana. PKL yang biasa berdagang di kawasan Monas itu rela bergerak mengikuti massa demonstran demi penghasilan lebih.
"Biasanya kalau ada demo ya ikut. Lumayan lah itung-itung cari untung lebih. Kalau hari biasa paling dapat Rp 400 ribu, kalau ada demo bisa dapat Rp 600 sampai 700 ribu‎," ujar Ibu Ismail di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Hal yang sama juga disampaikan PKL lainnya, Cak Doni‎. Pedagang kaos tersebut memanfaatkan momen demo setelah beberapa bulan tidak bisa berjualan. Sejak area Monas disterilkan dari PKL, pria asal Banyuwangi, Jawa Timur itu mengaku tidak bisa berjualan lagi.
"Mumpung ada demo ini. Saya sudah lama nggak jualan. Sekarang susah kalau dagang di sekitar sini," tutur Doni.
‎Tidak hanya PKL Monas yang memanfaatkan momen ini. Muzayaroh salah satu PKL lainnya juga rela jauh-jauh mendorong gerobaknya dari kawasan Tanah Abang.
"Saya biasanya jualan di Tanah Abang. Kalau di sini susah, dibilang bikin kotor. Tapi kalau ada demo ya dagang ke sini. Mumpung ada kesempatan," ucap Muzayaroh.
PKL yang berjualan minuman ini mengaku rela jauh-jauh datang ke depan Istana demi meningkatkan penghasilannya. Jika setiap hari ia bisa meraup untung hanya berkisar Rp 100 ribu, saat demo Muzayaroh bisa mendapat penghasilan mencapai Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. (Mvi/Mut)