Sukses

Usai Disambangi Ketum PAN, Rumah Megawati Dibanjiri Tamu

Para tamu yang hadir di rumah Megawati Soekarnoputri di antaranya beberapa politikus PDIP dan sejumlah menteri.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto datang, rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, dibanjiri tamu.

Pantauan Liputan6.com, Rabu (2/9/2015), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Bendahara Umum PDIP Olly Dodokambey, serta Wasekjen PDIP Eriko Sitorduga sudah berada di sana. Selanjutnya, mobil dengan nomor polisi RI 19 diduga adalah Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga terlihat masuk ke dalam.

Usai magrib, tamu-tamu pun keluar dari kediaman Megawati Soekarnoputri. Terlihat Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Ferry Mursyidan Baldan keluar mengenakan batik cokelat. Dia pun masuk ke dalam mobil tanpa banyak bicara.

Kemudian, pukul 19.30 WIB, Hasto yang berpakaian jas berwarna hitam rapi menggunakan mobil Mercedes-Benz warna hitam dengan nomor polisi B 609 WN pergi meninggalkan kediaman Presiden ke-5 RI tersebut. Dia pun tampak dikawal.

Tak lama berselang, Eriko juga meninggalkan rumah Megawati dengan mobil Lexus bernomor polisi B 23 MP. Ia pun terlihat mengenakan baju batik rapi.

Hanya saja, tak ada seorang pun dari mereka yang mau bicara. Para petugas di rumah Megawati pun tidak menjelaskan keterangan apa pun. "Tidak ada apa-apa di sana. Saya juga tidak tahu. Ini kan biasa saja," tegas pria penjaga itu.

Sebelumnya, PAN memutuskan bergabung dengan pemerintah. Partai besutan Amien Rais itu memutuskan untuk mendukung pemerintah karena menilai kepentingan bangsa lebih mendesak.

"PAN menilai tidak tepat kalau kita berbicara KIH dan KMP, melihat perekonomian yang melambat, tidak lagi kita kotak-kotak karena ada kepentingan yang lebih besar," ujar Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam keterangan persnya usai bertemu Presiden Joko Widodo, Jakarta, hari ini atau Rabu 2 September 2015.

Menurut dia, persoalan perekonomian bangsa relatif berat. Untuk menghadapinya, perlu persatuan dalam segala bidang, termasuk politik. (Ans/Ron)