Liputan6.com, Jakarta - Moda transportasi Go-Jek kini digandrungi oleh masyarakat. Hal ini tak lepas dari inovasi sang pendiri Go-Jek Nadiem Makarim yang sukses dengan aplikasi yang memudahkan pemesanan melalui online.
Namun Ketua Organda Shafruhan Sinungan menantang Nadiem untuk berbuat hal yang sama dengan moda transportasi lainnya seperti taksi dan bajaj. Karena selama ini operator alat transportasi itu belum mumpuni membuat aplikasi semacam Go-Jek.
Baca Juga
"Banyak operator taksi, termasuk bajaj. Itu bisa anda ajak kerja sama? Bajaj di Jakarta itu 17.000 unit, taksi 10.000 unit, kenapa enggak anda buatkan untuk mereka?" ucap Shafruhan dalam diskusi dengan pejabat Polda Metro Jaya, Dishub Pemprov DKI, perwakilan ojek pangkalan dan Go-Jek di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (2/9/2015).
Advertisement
Ia pun menantang Nadiem yang selalu melantangkan visi membangun smart city dengan membuat aplikasi order online untuk bajaj dan taksi.
Nadiem yang mendapat tantangan itu langsung menyatakan kesediaannya. Namun Shafruhan masih kurang puas. Ia memberikan persyaratan lain untuk Nadiem sebagai bos dari Go-Jek.
"Tapi, ojek sepeda motor harus ditinggalin," kata Shafruhan yang langsung disambut tawa orang seisi ruangan.
Terkait ide yang lontarkan Organda, Nadiem mengaku akan memikirkan untuk membuat aplikasi lainnya bagi angkutan umum di Jakarta.
"Kenapa harus ojek doang yang punya aplikasi. Tadi saya melihat ada aplikasi bajaj, itu hebat sekali. Siapa tahu ke depannya ada aplikasi kopaja, aplikasi angkot, dan lain-lain. Sebenarnya itu harapan dan visi Go-Jek ke depan," kata Nadiem.
Ia berharap komunikasi ini bisa menciptakan struktur kerja dan kebijakan baru antara pelaku bisnis transportasi online, Organda, serta Pemerintah.
"Hari ini saya dengar berbagai macam pro dan kontra. Kami sedang menjalin komunikasi dengan Organda. Menurut saya ini awal yang baik untuk menciptakan framework atau struktur baru dengan Pemda dan yang lainnya," pungkas lulusan Universitas Harvard Amerika Serikat ini. (Ali/Nda)