Sukses

Tanggal yang Paling Ditakuti Siswa Jepang Jadi Terpopuler

1 September, menjadi tanggal yang paling horor bagi siswa di Jepang. Kabar ini menjadi terpopuler.

Liputan6.com, Jakarta - 1 September, menjadi tanggal yang paling horor bagi siswa di Jepang. Sebab pada tanggal itu, banyak siswa di sekolah Jepang melakukan bunuh diri.

Berita itu membuat penasaran pecinta Liputan6.com sepanjang Rabu 2 September 2015. Selain itu, ada juga informasi lainnya yang masuk dalam 5 kabar terfavorit.  Di antaranya Ahok yang kesal terkait adanya dugaan pemotongan gaji pekerja harian lepas (PHL). Dia pun tak main-main akan memenjarakan mandor dan oknum PNS.

Selain itu, informasi lainnya datang dari Mabes Polri. Kabarnya, Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso akan dicopot dari jabatannya, terkait penanganan perkara yang kerap menimbulkan polemik.

Berikut 5 berita paling buat penasaran yang dihimpun Liputan6.com, Kamis (3/9/2015):

1. Tanggal yang Paling Ditakuti oleh Siswa Jepang

Banyak siswa di sekolah-sekolah Jepang melakukan bunuh diri tiap tanggal 1 September dibanding hari lainnya. Kantor kabinet Jepang menyatakan, 1 September adalah tanggal 'bersejarah' di mana jumlah anak pada usia di bawah 18 tahun melakukan bunuh diri.

Menurut catatan, dari tahun 1972 hingga 2013, ada 18.048 kasus bunuh diri pada anak-anak usia sekolah di Jepang. Atau kalau di rata-ratakan, 31 Agustus ada 92 kasus bunuh diri, 1 September ada 131 anak bunuh diri, dan 2 September ada 94 kasus.

Angka tertinggi juga didapati di bulan April, ketika semester pertama tahun ajaran sekolah Jepang dimulai.

Tingginya angka statistik itu membuat Maho Kawai, seorang pustakawan di Kamakura bercuit di twitternya, "Semester dua sudah di hadapan kita. Kalau kalian berpikir untuk bunuh diri, kenapa kalian tidak datang kepada kami? Kami punya banyak koleksi novel dan komik."

"Tidak ada yang bilang kalau kalian bersembunyi di sini. Ingatlah kami sebagai tempat kalian melarikan diri apabila kalian berpikir untuk bunuh diri di bulan September," tweet Maho.

Selengkapnya.

2 dari 3 halaman

Strategi Ahok

2. Strategi Ahok Ungkap PNS yang Potong Gaji Pekerja Harian Lepas

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak main-main dengan laporannya ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pemotongan gaji pekerja harian lepas (PHL) oleh mandor dan oknum PNS. Dia tidak segan memenjarakan para 'pemain' ini agar jelas siapa saja yang terlibat.

Sasaran pertama adalah si mandor. Sebab, mereka merupakan sumber informasi identitas PNS yang ikut memotong gaji PHL.

"Yang bohong-bohongan itu, penjarain saja. Kalau penjarain, dia akan 'nyanyi'. Dia pasti teriak nih. Nah kalau mau sogok, mau sogok berapa orang? Kita penjarain aja udah. Biar dia nyanyi sudah. Kalau nyanyi, bilang nama PNS, ya penjarain aja PNS-nya. Pecat," ujar Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Menurut dia, para PNS nakal ini memang tidak mau berperan langsung. Dia menggunakan tangan kedua, yakni mandor untuk memotong gaji para PHL. Sebab, tidak mungkin mandor bermain sendiri tanpa dukungan dari oknum PNS.

Selengkapnya.

3. Komjen Budi Waseso Dicopot dari Kabareskrim?

Komjen Pol Budi Waseso dikabarkan akan dicopot dari jabatan Kepala Bareskrim Polri. Nantinya posisi tersebut akan diisi oleh Komjen Saut Usman Nasution.

"Buwas dicopot, diganti Saud Usman Nasution," ucap sumber Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Buwas sendiri nantinya ditempatkan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Sumber tersebut tidak bisa merinci alasan pencopotan Budi Waseso. Hanya, sumber itu menyebut pencopotan terkait penanganan perkara yang kerap menimbulkan polemik.

Terakhir, Buwas memerintahkan penyidiknya untuk menggeledah kantor Dirut Pelindo II RJ Lino terkait kasus mobil crane. "Sepertinya karena itu ya (penggeledahan kantor RJ Lino)," ucap sumber.

Selengkapnya.

3 dari 3 halaman

PAN Merapat Pemerintah

4. PAN Bergabung ke Pemerintah, Ini Harapan Jokowi

Partai Amanat Nasional (PAN) memutuskan untuk beralih dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Keputusan yang disampaikan langsung oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu pun disambut baik oleh Presiden Jokowi.

Jokowi mengatakan, bergabungnya PAN bersama pemerintah kembali memperkuat persatuan bangsa. Hal ini diperlukan untuk menghadapi tantangan perekonomian global.

"Saya sangat menghargai bergabungnya PAN ke pemerintah dan saya mengajak semua pihak menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk memperkuat semangat kebangsaan dan persatuan," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

"Saya melihat PAN mengutamakan lebih besar kepentingan negara dan rakyat. Inilah politik kebangsaan," imbuh Jokowi.

Selengkapnya.

5. AS Ancam Balik Korut: Kalian Tak Bakal Menang

Akhir Juli 2015 lalu, Korea Utara mengancam akan mengobarkan perang di Semenanjung. Pihak Pyongyang bahkan menyebut, dalam pertempuran dahsyat itu, tak akan ada satu pun orang Amerika Serikat yang hidup di zona merah.

AS tak tinggal diam, Menteri Pertahanan Ashton Carter mengeluarkan ancaman balik. Dia mengatakan, jika Korut menyerang Korea Selatan, Negeri Paman Sam akan merespons. Jika itu sampai terjadi, pihak Utara tak bakal punya kesempatan menang.

"Kami ingin memastikan, pihak Korut harus tahu bahwa provokasi yang mereka lakukan selalu akan ditanggapi dengan serius. Bahwa mereka tak punya kesempatan untuk mengalahkan AS dan sekutu kami, Korsel," kata Carter, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Rabu (2/9/2015).

"Itu (Semenangjung Korea) mungkin adalah satu-satunya tempat -- di dunia-- di mana perang bisa meletus semudah menjentikkan jari."

Selengkapnya.

(Ali/Nda)