Sukses

10 Tahun Pesawat Mandala Jatuh Diperingati di Medan

Jatuhnya pesawat Mandala Airlines antara lain menewaskan Gubernur Sumut Tengku Rizal Nurdin dan mantan Gubernur Raja Inal Siregar.

Liputan6.com, Medan - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memperingati 10 tahun musibah jatuhnya pesawat Mandala Airlines di Medan, pada 5 September 2005. Jatuhnya pesawat ini antara lain menewaskan Gubernur Sumut Tengku Rizal Nurdin dan mantan Gubernur Raja Inal Siregar.

Acara 'Mengenang Satu Dasawarsa Musibah Mandala di Medan' yang di antaranya dimeriahkan diskusi bertema 'Revitalisasi Nilai Kepemimpinan HT Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar' digelar di Medan, Sabtu (5/9/2015).

Kecelakaan Mandala Airlines di Medan pada 2005 (CBS)

"Musibah itu menyedihkan semua masyarakat Sumut. Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah dan kita akan meneruskan konsep kedua gubernur itu untuk membangun Sumut," ucap Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi saat membuka acara.

Erry yang juga adik almarhum HT Rizal Nurdin itu menegaskan, Pemprov Sumut dewasa ini masih dan akan terus menjalankan konsep-konsep bagus kedua mantan gubernur tersebut.

Tengku Rizal Nurdin menjabat Gubernur Sumut periode 1998-2003 dan 2003-2008. Sementara Raja Inal Siregar menjabat Gubernur Sumut periode 1988-1998 dan saat musibah ia menjabat sebagai anggota DPD RI utusan Sumut.

Menurut Erry, musibah Mandala dan lainnya yang terjadi di Sumut harus menjadi dorongan bagi semua masyarakat untuk melakukan hal yang terbaik.

"Pemimpin Sumut diharapkan bisa menjadikan masyarakat dan daerah Sumut lebih maju ke depannya," ujar Erry.

Warisan Konsep

Erry menyebutkan banyak konsep kedua gubernur itu yang harus diteruskan. Satu di antaranya konsep Marsipature Hutanabe atau membangun kampung halaman oleh Raja Inal Siregar, bisa terus diteruskan karena pembangunan daerah sangat diperlukan.

Konsep Tengku Rizal Nurdin dengan Good Government and Clean Governance yang sampai hari ini sudah dipedomani di tingkat nasional itu membanggakan dan juga harus terus dilakukan.

Erry menegaskan, konsep Marsipature Hutanabe semakin relevan dijalankan saat ini, mengingat anggaran pembangunan yang terbatas, sementara pemerintah dituntut menjawab berbagai kebutuhan pembangunan, sehingga dibutuhkan dukungan jejaring yang bisa dimanfaatkan daerah.

Dalam diskusi itu, nama kedua mantan gubernur itu diusulkan untuk diabadikan pada nama jalan di Kota Medan.

Usai acara, selain membagi buku bertajuk Revitalisasi Kepemimpinan HT Rizal Nurdin dan H Rajai Inal Siregar, jajaran pejabat dan tokoh masyarakat Sumut melanjutkan ziarah ke makam Raja Inal Siregar di Kompleks Taman Makam Pahlawan dan makam HT Rizal Nurdin di Kompleks Pemakaman Masjid Raya. (Ant/Ans/Han)

Video Terkini