Liputan6.com, Serang - Siswa SDN Sadah, Serang, Banten menjadi korban penggusuran dari pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Serang. Mereka kini harus belajar di dekat kandang kerbau dan bebek dengan berdinding tripleks tipis dan tanpa atap yang menutupi.
Dinas Pendidikan Kabupaten Serang menyatakan, tidak bisa berbuat banyak. Mereka mengklaim telah berbincang dengan orangtua murid untuk sementara waktu menempati SDN Sentul yang dekat dengan lokasi SDN Sadah.
"Direlokasi ke SDN Sentul tidak mau karena jauh. Apa daya, orangtua murid lebih memilih untuk menempati madrasah Hidayatul Mustafid yang letaknya memang berdekatan. Namun kondisinya dilihat kasat mata tidak tega," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Serang, Dedi Arief Rohid, Rabu (9/9/2015).
Kondisi ini semakin diperparah dengan pembangunan gedung SDN Sadah yang baru bisa terealisasi di tahun 2017.
Artinya, selama 2 tahun, 90 siswa dan 10 guru harus rela 'akrab' dengan bau kotoran dari kandang kerbau dan bebek. Mereka pun harus rela menahan panasnya cuaca jika matahari sedang terik menimpa kepala mereka.
Baca Juga
Atau pun rela berbasah-basahan jika musim penghujan datang, karena bangunan SDN Sadah yang hanya terbuat dari tripleks tipis dan tanpa atap.
Sebagian siswa SDN Sadah yang berlokasi di Kampung Sadah, Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten ini pun harus menumpang di madrasah Hidayatul Mustafid yang hanya memiliki 2 ruangan kelas.
"Langkah awal kita akan berupaya untuk membenahi gedung madrasah yang ditempati sekarang, 2 ruangan akan ditambah lagi. Baru di tahun 2016 akan melakukan pembebasan lahan, tahun berikutnya baru mendirikan gedung baru yang megah dan layak," tegas dia.
Sebanyak 90 siswa SDN Sadah, di Kampung Sadah, Desa Kaserangan, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten, terpaksa belajar di kandang kerbau. Lantaran, gedung sekolah mereka akan digusur untuk pembangunan Puspemkab Serang. (Mvi/Sss)
Advertisement