Sukses

Waria Bergelar Master Hukum Ingin Jadi Pimpinan KPK

Yulianus Rettoblaut atau Mami Yulie ingin membuktikan waria bisa mencapai apa yang orang lain bisa dapat.

Liputan6.com, Jakarta Sejak pagi, suasana riuh sudah terlihat di gedung Balai Sudirman Jakarta. Ribuan orang menghadiri, wisuda salah satu perguruan tinggi di Ibukota, Universitas Tama Jagakarsa.

Hari itu, juga merupakan momentum istimewa bagi Yulianus Rettoblaut atau Mami Yulie. Waria paruh baya ini dikukuhkan menjadi Magister Ilmu Hukum.

Gelar itu sangat lah penting bagi Mami Yulie. Sebab, waria paruh baya tersebut adalah transgender pertama di Indonesia yang berhasil sampai ke tingkatan akademis master hukum.

Namun, menurut Mami Yulie, bukan prestasi pribadi yang diincarnya. Dia ingin membuktikan waria bisa mencapai apa yang orang lain bisa dapat.

"Yang kita lihat stigma dan diskriminasi selalu ada dalam komunitas kami tetapi saya datang untuk membutikan kepada negara, komunitas waria juga bisa maju dan mengecap pendidikan," ucap Mami Yulie, di Balai Sudirman, Rabu (9/9/2015).

Waria asal Papua ini menambahkan, perjalanan di dunia pendidikan juga tidak hanya sampai di gelar master. Dia sudah berencana untuk kembali belajar untuk gelar doktor di bidang hukum. Bahkan, kalau mungkin, sampai jadi profesor.

"Saya ingin rebut gelar paling tinggi yaitu profesor, secara saya sudah masuk seleksi S3 di (Universitas) Jaya Baya saya sudah diterima dan tanggal 26 (September) saya mulai kuliah," tambah dia.

Prestasi di bidang pendidikan yang dicapai Mami Yulie memang tidak bisa di pandang sebelah mata. Saat sidang S2, tesisnya mendapat nilai A+, serta Indeks Prestasi Kumulatif-nya pun mencapai 3,85. Cum laude.

Segudang prestasinya itu pun memicu, Mamie Yulie untuk terus bermimpi. Dia mengatakan suatu hari nanti dirinya ingin berbakti dan punya andil di pemerintahan dan bangsa negara Indonesia.

Meski dia mengakui pernah gagal saat mendaftar sebagai salah satu komisioner Komnas HAM, hal itu sama sekali tak membuatnya patah arang. Malahan, ia yakin di depan kekalahnya tersebut bisa membuatnya semakin kuat.

"Ya harus, kenapa tidak? Seribu kali aku ditolak seribu kali aku akan mencoba, akan coba di Komnas HAM, akan coba di DPR, bila perlu aku akan coba masuk sebagai salah satu pemimpin KPK nanti," tutur dia

"Kenapa mesti takut sebab segala sesuatu memerlukan proses. Dengan kegagalan, kita justru makin mapan dan lebih kuat untuk hadapi segalanya," pungkas Mamie Yulie (Ger/Ein)