Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melepas 1.150 personel TNI dari Angkatan Darat (Kostrad), Angkatan Laut (Marinir), Angkatan Udara (Paskhas).
Mereka akan bertugas memadamkan kebakaran lahan dan hutan di 2 wilayah Sumatera Selatan, yakni Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin. Operasi Penanggulangan Kebakaran ini dipimpin oleh Komandan Satgas Letkol Marinir Totok Nurcahyanto.
Bertindak sebagai inspektur upacara pelepasan pasukan, Gatot mengungkapkan rasa bangganya atas kesiapan prajurit TNI dalam tugas ini. Padahal perintah pembentukan Satgas Operasi Penanggulangan Kebakaran ini baru diinstruksikan Rabu 9 September 2015 sore.
"Perintah baru kemaren sore, saat ini, kalian sudah siap. Ini adalah tugas mulia menyelamatkan ekosistem dan lingkungan untuk mencegah dampak kebakaran yang lebih luas," ungkap Gatot di Landasan Udara Skuadron 2 Halim Perdanakusuma, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (10/9/2015).
Dia mewajibkan setiap prajurit untuk menyisir titik-titik rawan kebakaran serta melakukan koordinasi dengan instansi-instansi pemerintah terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dan kepolisian setempat.
"Setiap petugas harus menyisir titik-titik api. Koordinasikan dengan lembaga-lembaga daerah terkait dan kepolisian setempat," tegas Gatot.
Menurut dia, TNI juga mengerahkan 4 pesawat angkut Hercules tipe C130 untuk tugas penanggulangan kebakaran ini. Jika kekuatan pasukan kurang, TNI sudah menyiapkan 1.150 prajurit tambahan yang siap dikerahkan kapan pun.
"Alutsista ada 4 pesawat Hercules. 3 yang memberangkatkan pasukan, 1 untuk cadangan. Kami menyiapkan lagi 1.150 personel yang siap dikirim kapan saja," imbuh Gatot.
Nantinya, masing-masing prajurit dibekali mesin pompa air portable dan selang sepanjang 60 meter untuk mempercepat upaya pemadaman api. Teknis operasi penanggulangan kebakaran ini adalah prajurit bersiaga di posko dan mendapat laporan dari BMKG mengenai cuaca, lalu dengan helikopter melakukan pemantauan udara dan mencari titik-titik api.
"Mereka akan masuk ke hutan dengan mesin pompa air dilengkapi selang 60 meter. Nanti prajurit di posko akan menerima laporan cuaca dari BMKG, lalu melakukan pemantauan udara untuk mencari titik api," jelas Gatot.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) inipun menuturkan TNI sudah menyiapkan 1 Hercules untuk melakukan rekayasan cuaca saat cuaca berawan. Dia berharap ke depannya Pemerintah dapat melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di daerah rawan pada musim penghujan.
"Kami siapkan satu hercules untuk rekayasa cuaca, tapi rekayasa bisa dilakukan jika kondisi berawan. Kalau tidak, ya tidak bisa. Seharusnya kita mulai merencanakan pencegahan di tempat-tempat yang sering terjadi kebakaran atau pembakaran. Jadi saat musim hujan kita ada waktu untuk memetakan titik-titik hutan yang rawan terbakar atau dibakar," tandas Gatot. (Bob/Yus)