Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon melakukan kunjungan ke Washington DC, Amerika Serikat. Dalam lawatan yang berlangsung pada 10 September 2015 itu, pimpinan didampingi sejumlah anggota delegasi DPR.
Ada agenda yang dilakukan pimpinan DPR dan rombongan dalam kunjungan tersebut. Menurut keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Jumat (11/9/2015), ada 5 acara penting yang berlangsung di sana.
Baca Juga
Yaitu diskusi dengan US-ASEAN Business Council, pertemuan dengan Presiden Tempore Senat Amerika Serikat Orrin Hatch, Diskusi di USINDO (US–Indonesia Society), pertemuan dengan Ketua DPR Amerika Serikat John Boehner, kunjungan ke Library of Congress.
Advertisement
Dalam diskusi dengan US-Asean Business Council, pertemuan dihadiri delegasi DPR dan para pengusaha AS, antara lain pimpinan korporasi Coca Cola, Philip Moris, General Electric, dan Freeport.
Delegasi DPR yang hadir adalah Setya Novanto, Fadli Zon, Nurhayati Aseegaf, Roem Kono, Robert Kardinal, dan Markus Nari. US-ASEAN Business Council terdiri dari 140 perusahaan terkemuka AS.
Pertemuan membahas kerja sama yang telah berlangsung dan peluang-peluang usaha serta pengembangan kerja sama ekonomi. Para pengusaha AS menanyakan kondisi ekonomi dan politik Indonesia. Mereka menyampaikan masih adanya berbagai kendala investasi di Indonesia terkait regulasi yang kurang kondusif maupun kurangnya kepastian investasi.
Menanggapi itu, DPR menyampaikan kesempatan luas bagi para calon investor potensial dari luar negeri untuk melakukan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi di Indonesia. DPR mendukung kebijakan pemerintah yang memberi kepastian hukum, kepastian investasi bagi perusahaan-perusahaan asing termasuk dari
Bertemu Orrin Hatch
Bertemu Orrin Hatch
Selain itu, delegasi DPR juga bertemu Presiden Tempore Senat Amerika Serikat Orrin Hatch. Senator Hatch menghargai kunjungan Ketua DPR tersebut.
Sebagai mitra penting Indonesia, DPR mengharapkan Senat AS mendukung Senator Orrin Hatch, Senator Senior, dan Presiden Pro Tempore Senat AS di Capitol, Washington DC. Hatch memandang Indonesia memiliki posisi penting terutama menghadapi isu-isu regional dan global.
Berbagai kesepakatan kerja sama bilateral kedua negara diteken, di antaranya terkait maritim, pertahanan dan perdagangan.
DPR berharap kerja sama antarparlemen bisa lebih ditingkatkan. Indonesia dan AS sudah memiliki Kaukus parlemen Indonesia-AS, namun diharapkan hubungan lebih baik. Hatch menyambut baik tawaran tersebut.
Selain itu, sebagai negara yang memiliki pengaruh besar, DPR berharap AS turut menjaga terciptanya stabilitas dan perdamaian dunia, termasuk di kawasan Asia
Advertisement
Diskusi di USINDO
Diskusi di USINDO
Delegasi DPR menghadiri USINDO Special Open Forum Luncheon di Cosmos Club, Washington DC. Acara yang dihadiri sekitar 120 tokoh bisnis, diplomat, akademisi, dan masyarakat umum AS itu menaruh perhatian pada hubungan AS-Indonesia. Presiden USINDO David Merril menjadi host kegiatan.
Sebagai pembicara tunggal, Ketua DPR RI Setya Novanto menyampaikan peran DPR saat ini khususnya paska pilpres 2014. Dia menyampaikan arti penting hubungan Indonesia dan Amerika Serikat ke depan.
Setya menegaskan bahwa DPR memiliki peran kuat mengawasi jalannya pemerintahan dalam rangka checks and balances. Meskipun terjadi power block dalam bentuk 2 koalisi besar (Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat), DPR tetep mengedepankan kepentingan nasional.
Keberadaan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara di DPR dinilai tidak diperlukan lagi karena sudah ada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sehingga tidak terjadi tumpang tindih pemeriksaan keuangan.
Terkait pengadaan alutsista TNI yang juga ditanyakan karena adanya pemotongan anggaran militer, Setya menayatakan bahwa pembaruan pengadaan alutsista TNI tetap diadakan dalam batas-batas keuangan negara.
Dalam pengadaan alutsista, DPR akan mendorong Pemerintah menjalankan ketentuan pengadaan sesuai dengan UU No 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, yang pembuatannya merupakan inisiatif DPR, dimana upaya terciptanya transfer of technology alusista dapat terlaksana.
Peserta forum mengapresiasi langkah-langkah DPR dalam memperbaiki iklim investasi di Tanah Air, termasuk soal perizinan bagi investor asing.
Ketua DPR AS
Ketua DPR AS
Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon melakukan pertemuan dengan Ketua DPR AS Mr John Boehner di Gedung Kongres AS.
Kunjungan ini diapresiasi Ketua DPR AS John Boehner karena akan memperkuat hubungan AS dan Indonesia. John Boehner melihat Indonesia negara yang penting bagi Amerika Serikat dan kerjasama di berbagai bidang perlu diperkuat.
Boehner menanyakan beberapa industri strategis yang menjadi prioritas Indonesia sekarang ini.
Sementara Ketua DPR RI setya Novanto meminta Kongres AS mendukung berbagai kesepakatan kerja sama kedua negara. Peran Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar dan berdemokrasi menjadi penting untuk menghambat gerakan radikal. Boehner sepakat kawasan Laut China Selatan merupakan kawasan yang harus dijaga stabilitasnya sehingga tetap kondusif bagi perdamaian.
Advertisement
Library of Congress
Library of Congress
Agenda terakhir adalah mengunjungi Library of Congress. Acara ini dalam rangka mengetahui peran perpustakaan dan pelayanan riset bagi anggota parlemen.
Library of Congress atau Perpustakaan Kongres adalah think tank parlemen. Perpustakaan ini memiliki koleksi 162 juta benda antara lain buku sekitar 40 juta judul. Didukung pegawai 3.200 orang dan tenaga peneliti dari berbagai bidang sebanyak 600 orang.
Para anggota parlemen dapat mengakses semua informasi di perpustakaan Kongres ini termasuk layanan untuk penelitian baik diminta ataupun tidak. Ada koleksi Asia termasuk puluhan ribu buku tentang Indonesia di Perpustakaan ini. Semua bahan ini dapat digunakan juga oleh publik.
Setya maupun Fadli Zon menyampaikan perlunya kerja sama dan dukungan Perpustakaan Kongres untuk DPR RI. Pihak Library of Congress AS siap memfasilitasi para staf pustakawan, peneliti untuk magang di Perpustakaan tersebut.
Perpustakaan Kongres dinilai dapat menjadi contoh dan rujukan untuk merevitalisasi perpustakaan DPR saat ini. Di masa depan DPR RI perlu memiliki perpustakaan yang representatif dan menjadi tulang punggung peneliti, tenaga ahli, dan anggota DPR dalam menjalankan tugas legislatif. (Ali/Yus)