Sukses

Kopri PB PMII: Masih Ada Ketimpangan Ekonomi Terhadap Perempuan

PMII menyoroti kemandirian dan kesehteraan perempuan dan anak yang masih terlihat timpang.

Liputan6.com, Jakarta - Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) PB PMII menyoroti kemandirian dan kesehteraan perempuan dan anak yang masih terlihat timpang. Di mana, perempuan dan anak kerap menjadi korban kekerasan fisik maupun mental dalam keluarga.

Ketua Kopri PB PMII periode 1997-2000 Luluk menilai, selain soal kekerasan, menurutnya masih ada ketimpangan ekonomi di Indonesia terhadap perempuan.
 
"Ketimpangan tersebut terlihat ketika jumlah kematian ibu dan anak masih tinggi, tidak hanya itu jumlah kekerasan terhadap perempuan juga semakin tinggi. Bahkan jumlah anak dengan kategori kurang gizi di Indonesia saat ini pun semakin meningkat,” kata Luluk saat diskusi 'Rublik Perempuan Pergerakan (RPP) di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)', Jakarta, Jumat 11 September 2015.

Dalam kesempatan tersebut, anggota Komisi VI DPR Neng Eem Marhumah Zulfa Hiz mengatakan, kesejahteraan perempuan dan anak sangat ditentukan oleh kemandirian perempuan secara ekonomi.

"Karena kemandirian ekonomi perempuan akan berpengaruh besar pada kesejahteraan ekonomi anak, dan seterusnya. Tentu ini akan berpengaruh besar pada kesejahteraan ekonomi nasional. Di mana perempuan mandiri, perempuan berdikari adalah hal yang berpengaruh pada kedaulatan NKRI,” ujar Eem.

Senada, Ketua Politik Perempuan Indonesia Dian Hatifah memandang kemandirian perempuan selain dari sektor ekonomi juga melalui sektor politik.

"Kemandirian perempuan tidak hanya pada sektor ekonomi dan agama, namun juga disorot pada sektor politik. Terbukti, pada Pilkada serentak 2015 ini, Indonesia juga diwarnai oleh peran perempuan yang turut mencalonkan diri pada pesta demokrasi tersebut," sebut Dian. (Fiq/Ron)