Liputan6.com, Mekah - Kabar itu tak diduga. Ketika ratusan ribu umat muslim dari seluruh penjuru bumi datang ke Masjidil Haram untuk bersujud di depan Kabah, ujian itu datang bahkan sebelum ritual haji belum lagi dimulai. Puluhan calon haji meninggal secara syahid di rumah Allah.
Musim haji tahun ini memang penuh ujian. Cuaca yang tak menentu sudah menghadang calon haji sejak baru tiba di Arab Saudi. Ditambah lagi dengan badai pasir yang menghambat kedatangan calon haji di Tanah Suci.
Baca Juga
Bahkan, untuk calon haji asal Indonesia, tantangan itu sudah menghadang sejak masih di Tanah Air. Kabut asap yang menutupi wilayah udara di Sumatera dan Kalimantan membuat sejumlah penerbangan calon haji ke Arab Saudi menjadi tertunda.
Advertisement
Cuaca itu pula yang memicu musibah di Jumat petang itu. Sepekan terakhir cuaca di Mekah memang sedang ekstrem. Seketika panas lalu berubah mendadak seperti yang terjadi pada Jumat lalu, ketika sedang turun hujan es.
Hujan es ini turun menyertai hujan deras yang mengguyur Kota Mekah pada Jumat petang. Hujan yang disertai angin kencang itu mulai turun sekitar pukul 17.10 Waktu Arab Saudi.
Angin yang bertiup sungguh kencang, bahkan pintu luar kantor Daker Mekah akhirnya dikunci karena terbuka sendiri oleh tiupan angin. Gemuruh dan kilatan petir juga menghiasi langit di Mekah. Genangan air juga mulai bermunculan di pinggir-pinggir jalan Kota Mekah.
Namun, kondisi itu tak menghalangi puluhan ribu calon haji yang sudah berada di Kota Mekah untuk merapat ke Masjidil Haram dan. Berada di Kota Mekah tanpa salat di Masjidil Haram dan melakukan tawaf di depan bangunan suci yang dibuat Nabi Ibrahim tentulah tak akan afdal.
Ketika itulah musibah terjadi. Sebuah crane atau derek raksasa, alat yang digunakan untuk perluasan Masjidil Haram, tiba-tiba jatuh dari atap di bagian sisi timur atau di atas pintu Babus Salam.
Pemerintah Arab Saudi mulai memperluas Masjidil Haram sejak tahun lalu untuk meningkatkan luas area masjid dengan 400.000 meter per segi (4,3 juta kaki persegi) untuk memungkinkan agar dapat menampung hingga 2,2 juta jemaah sekaligus.
"Kejadiannya Jumat sekitar pukul 17.23 (waktu setempat)," ujar Direktur Umum Otoritas Pertahanan Sipil Arab Saudi Sulayman Bin-Abdullah al-Amr.
Gambar yang beredar di dunia maya menunjukkan tubuh manusia dan darah berceceran di lantai masjid. Ada pula video yang merekam momen derek jatuh, dengan bunyi keras terdengar di latar belakang diikuti oleh teriakan panik.
Dari informasi yang beredar, crane jatuh saat angin kencang bertiup dan hujan deras mengguyur. Semenanjung Arab juga terpukul oleh badai pasir yang kuat selama seminggu terakhir.
Sebuah video yang di-posting di YouTube, yang belum bisa diverifikasi secara independen, muncul untuk merekam momen derek jatuh, dengan kecelakaan keras terdengar di latar belakang diikuti oleh panik dan berteriak.
4 Calon Haji Indonesia Meninggal
Hingga berita ini ditulis, sudah 107 korban jiwa yang tercatat, dengan 238 lainnya luka-luka. Di Tanah Air, musibah ini juga meninggalkan duka. Setidaknya 34 calon haji Indonesia menjadi korban.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Fidiansjah di Mekah menjelaskan, 2 anggota jemaah perempuan meninggal pada peristiwa itu dan 32 jemaah lainnya mengalami luka ringan dan berat.
"2 orang yang meninggal adalah Ibu Masnauli Hasibuan dari kloter 09 Medan (KNO 09) dan Iti Rasti Darmin dari kloter JKS 23," ujar Fidiansjah.
Sedangkan mereka yang luka-luka sebanyak 7 orang (2 laki-laki dan 5 perempuan) masih dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
"Kondisi semuanya dalam keadaan stabil dan dalam pemulihan. Insya Allah secepatnya dikembalikan ke kloter masing-masing," kata Fidiansjah.
Selain itu, ada 8 korban lain dievakuasi ke sektor 4 yang merupakan lokasi terdekat dengan Masjidil Haram. Sisanya 17 calon haji ditangani Rumah Sakit Arab Saudi yang tersebar pada 3 rumah sakit yaitu Al-Nur sebanyak 5 orang (4 laki-laki dan 1 perempuan), Zahir 11 orang, dan King Abdullah 1 orang.
"Kita doakan yang meninggal khusnul khotimah, dan yang luka-luka bisa wukuf dan menjadi haji yang mabrur," ujar Fidiansjah.
Yanuar yang menjadi dokter jaga dan membantu evakuasi para korban menambahkan, sebagian besar calon haji mengalami luka di kepala dan kaki akibat terkena reruntuhan bangunan akibat crane yang jatuh.
"Sedangkan yang meninggal, terkena cedera berat pada kepala," kata Yanuar.
Belakangan, pihak berwenang dari Medan mengumumkan ada 2 orang lain yang tewas, dengan kata lain ada 3 jemaah dari Medan dan 1 dari Bekasi yang berarti ada 4 calon haji asal Indonesia yang meninggal dunia.
"Pada saat peristiwa terjadi, kita dapat laporan kalau jemaah melalui embarkasi kita yang menjadi korban meninggal satu, kemudian bertambah dua lagi," kata Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan, Imam Mukhair, Sabtu (12/9/2015).
Ketiga jemaah yang menjadi korban adalah Masnauli Sijuadil Hasibuan Binti Sijuadil Hasibun (59), kloter 9 asal Padang Lawas (Palas) alamat Desa Sisoma Sosa.
Kemudian Painem Dalio Abdullah (57) kloter 8 asal Medan, alamat Mangan 5 Lingkungan 13 Nomor 58. Terakhir, Safarini Baharudin Abdullah (50), kloter 8 asal Medan, alamat Jalan Mangan V, Lingkungan 13 Nomor 36 Mabar. Sedangkan korban lainnya bernama Siti Rasmina dari embarkasi Jakarta Bekasi 03.
Jatuhnya korban jiwa dari calon haji asal Indonesia mengundang keprihatinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Presiden pun menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga korban.
Menurut siaran pers Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit, Jokowi menyampaikan duka cita kepada korban musibah itu saat memberikan keterangan pers di Istana Raja Faisal, Jeddah, Jumat 11 September, pukul 22.15 waktu setempat.
"Saya sampaikan dukacita mendalam kepada para korban termasuk warga kita dari Indonesia," kata Presiden dalam siaran pers tersebut.
Jokowi menjelaskan, dia mendapat kabar mengenai musibah itu saat baru tiba di Jeddah. Presiden telah meminta Amirul Hajj memantau perkembangan penanganan kejadian itu dan memberikan bantuan seoptimal mungkin kepada seluruh korban.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Presiden sebenarnya bermaksud menjenguk langsung korban di Rumah Sakit An Nur, Mekah.
"Tapi atas berbagai pertimbangan, di antaranya pertimbangan masalah keamanan dari Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia tidak bisa menjenguk malam ini dan juga memerlukan waktu koordinasi yang cukup panjang," ujar Anung.
Jokowi Batal Umrah
Hal yang sama diungkapkan Menteri Agama (Menag) yang juga Amirul Haj Lukman Hakim Saifuddin yang sejauh ini telah mengunjungi korban di RS Al-Noor.
"Saya sudah beberapa kali kontak dengan Presiden. Tadi beliau mendarat sekitar pukul 18.00 waktu setempat, dengan badai angin luar biasa. Saat ini sudah ada di Jeddah," kata Lukman di Mekah, Jumat 11 September 2015 waktu setempat.
Lukman menuturkan, awalnya Jokowi ingin umrah diawali dengan kunjungan ke beberapa rumah sakit untuk melihat kondisi para korban. Tapi kondisi tak memungkinkan.
"Ternyata pihak pemerintah Saudi Arabia khususnya pihak keamanan, tak memberikan izin kepada Pak Presiden untuk umrah. Karena kondisi Masjidl Haram khususnya di mataf sedang dilakukan semacam sterilisasi, pembersihan karena beberapa alat berat yang runtuh dan jatuh," jelas Lukman.
Tak bisa umrah dan menuju rumah sakit, maka itulah Menteri Agama yang diminta menggantikan. "Untuk itu beliau mengutus saya selaku menteri agama untuk mengunjungi sejumlah korban yang masih ada di rumah sakit," jelas Lukman.
Di sana, Menag Lukman Hakim berdialog dengan beberapa korban luka. Salah satunya jemaah haji bernama Nuruddin, yang langsung memeluknya saat didatangi.
"Terima kasih, Pak, sudah datang. Mohon doakan kami. Jangan putus doanya ya, Pak," tutur Nuruddin sambil menangis, Jumat 11 September 2015 waktu setempat.
Namun, duka paling dalam tentu dirasakan pemerintah Arab Saudi. Penasihat Penjaga 2 Masjid Suci dan Gubernur Provinsi Mekah, Pangeran Khalid Al-Faisal bin Abdulaziz, menyampaikan belasungkawa dari penguasa Arab Saudi.
"Raja dan Putra Mahkota Arab Saudi turut berdukacita kepada para kerabat korban kecelakaan," kata Pangeran Khalid di Masjid Agung saat memeriksa lokasi kecelakaan, Jumat 11 September 2015 malam waktu setempat, seperti dikutip dari spa.gov.sa.
Pangeran Khalid Al-Faisal bin Abdulaziz menekankan, pihak berwenang dipimpin oleh pertahanan sipil, tengah mengurus segala sesuatu terkait kecelakaan tersebut. 2 tim investigasi juga sudah dibentuk untuk mengetahui penyebab dan efek dari kecelakaan tersebut.
"Kedua tim akan menyelidiki penyebab crane jatuh dan memberikan laporan dengan cepat," kata Direktur umum media dan hubungan masyarakat Sultan Al-Dosary di kantor gubernur, seperti dikutip dari Saudi Gazette.
Dia juga telah memerintahkan perbaikan crane di lokasi kecelakaan, dalam kurun waktu 2 hari ke depan. Kemudian, ia mengunjungi korban luka di sejumlah rumah sakit di Mekah dan berdoa agar mereka cepat pulih.
Pangeran Khalid menyatakan, kondisi cedera tak mencegah jemaah haji dari ibadahnya di Tanah Suci. "Pihak Kerajaan akan membantu mereka ke tempat-tempat suci dengan ambulans berfasilitas lengkap dari Kementerian Kesehatan, dalam rangka menyelesaikan rangkaian ibadah haji," jelas Pangeran Khalid.
Ibadah Haji Tetap Berjalan
Musibah ini juga dinilai terjadi karena faktor alam. "Angin kencang berkecepatan 83 km/jam dan hujan deras merupakan penyebab insiden," kata Direktur Jenderal Otoritas Pertahanan Sipil Arab Saudi, Letnan Sulayman Bin-Abdullah al-Amr yang, yang dikutip BBC.
Dia menambahkan, penyelidikan akan dilakukan untuk meninjau kerusakan dan tingkat keselamatan di sekitar Masjidil Haram.
Selain itu, otoritas Arab Saudi memastikan musibah di Mekah tak akan menghambat jalannya ibadah haji. Proses ibadah tersebut dipastikan akan tetap berjalan.
"Haji akan berjalan, pasti," kata seorang pejabat Saudi yang tak ingin disebutkan namanya seperti dikutip alarabiya.net, Sabtu.
Dia kembali menegaskan, serangkaian kegiatan ibadah haji akan tetap berlangsung seperti biasa. Bagi jemaah calon haji yang terluka, akan sembuh dalam beberapa hari ke depan.
"Ini jelas tidak akan mempengaruhi haji musim ini dan bagi yang sakit mungkin akan sembuh dalam beberapa hari ke depan," kata pejabat tersebut.
Aktivitas ibadah haji di Masjidil Haram, Mekah, memang sudah kembali normal pascamusibah ambruknya crane. Ribuan jemaah melakukan tawaf dan sai sebagaimana hari-hari sebelumnya. Jemaah haji Indonesia pun tampak mendominasi seluruh area tawaf dan sai tersebut.
"Ini seperti tidak ada kejadian apa-apa. Ibadah biasa saja," kata seorang jemaah asal Jambi, Sularno, yang dikutip Kemenag.go.id, Sabtu 12 September 2015.
Jemaah yang melakukan tawaf sudah membuat lingkaran berputar sampai area paling luar mataf (tempat tawaf) di lantai bawah atau lantai utama. Sebagian jemaah melakukan salat sunah di luar arus utama tawaf.
Di area sai, jemaah bahkan tampak lebih padat. Dua lajur memanjang yang merupakan lintasan sai dari bukit Shafa dan Marwa dipenuhi jemaah berpakaian ihram. Sebagian jemaah menggunakan pakaian biasa yang berwarna dan bercorak tidak putih.
Sebagian jemaah Indonesia bergerombol membuat kelompok-kelompok dan melakukan sai bersama-sama. Di depan pintu masuk utama sai yang menjadi lokasi musibah ambruknya crane, puluhan pekerja dari perusahaan konstruksi Bin Ladin Grup bahu-membahu memperbaiki bagian bangunan yang rusak.
Puluhan jemaah terlihat mengambil gambar para pekerja yang sedang memperbaiki kerusakan bangunan. Dengan kata lain, suasana ibadah sudah kembali normal.
Takdir memang tak bisa ditolak, musibah pun datang tanpa peringatan. Apa yang terjadi di Masjidil Haram pada Jumat petang itu jelas sebuah musibah. Dan layaknya sebuah musibah, haruslah diterima dengan lapang dada serta keikhlasan. Apalagi musibah itu terjadi di Masjidil Haram, tempat paling suci di muka bumi bagi umat Islam. (Ado/Ans)