Sukses

Komplotan Preman Bocah Bercelurit Beraksi di Car Free Day

Polisi menangkap salah satu anggota preman cilik itu yang masih berusia 8 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Baru beberapa jam Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengerahkan 165 polisi untuk bersiaga selama Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Siang ini, seorang pemuda dianiaya sekumpulan remaja yang diduga bersenjata tajam.

Warga Utan Panjang, Kemayoran, Alamsyah, melapor ke Pos Polisi Bundaran Hotel Indonesia karena kena bogem mentah beberapa pemuda di bawah jembatan halte Transjakarta Hotel Indonesia. Pemuda 16 tahun ini bercerita, saat dia dan 10 temannya sedang lari di lokasi itu, ada seorang meludahi teman wanitanya. Tak terima, pemuda itu mencari sang pelaku.

"Teman saya cewek diludahi dari atas halte busway depan Grand Hyatt, saya melihat ke atas (jembatan halte busway) ada anak-anak seusia saya sedang nongkrong di situ. Mereka enggak suka saya dan teman-teman protes, lalu turun ke bawah jembatan, keroyokan," ujar Alamsyah.

Pria yang masih duduk di bangku 1 SMA itu tak ingat jumlah para bocah yang memukulnya. Tapi dia memperkirakan jumlahnya hampir 20 orang. "Saya tidak ingat mereka berapa orang. Banyak, lebih dari 10. Mungkin 20," imbuh remaja berbaju hitam ini.

Saat membuat laporan di Pos Polisi HI, teman-temannya baru menghampiri. Saat dia dipukuli, teman-temannya berhamburan lari, menyelamatkan diri masing-masing.

"Ini teman-teman saya. Mereka tadi kabur waktu saya digebukin, menyelamatkan temen-temen yang cewek," kata Alam.

Sementara itu, teman perempuan Alam, Lutfiah (15), mengaku terpaksa meninggalkan Alam karena melihat komplotan bocah preman itu membawa celurit. Bahkan salah satu celurit sudah menempel di tubuh teman lainnya.

"Saya cuma lihat ada 3 (orang) yang bawa celurit. Siapa sih yang enggak takut? Ini aja masih untung kita enggak kenapa-kenapa. Tadi celuritnya sudah ada yang kena punggung teman saya. Untung tumpul dan karatan," terang Lutfiah.

Perempuan berambut kuncir kuda ini menuturkan tidak ada polisi yang berjaga di bawah halte Transjakarta tersebut. Padahal jaraknya hanya sekitar 100 meter dari Pos Polisi HI.

"Polisi enggak ada di sana, yang menolong akhirnya satpam hotel (Grand Hyatt) yang bawa anjing. Teman saya satu lagi kena pukul gitar di hidungnya sampai berdarah," tutur Lutfiah.

Kepala Pos Polisi Bundaran HI Iptu Nengah Brata langsung bergerak ke lokasi penganiayaan didampingi sekumpulan bocah yang masih terlihat ketakutan. Nengah pun menginstruksikan anggotanya untuk menyisir sekitar halte busway untuk mencari pelaku pengeroyokan itu.

"Korban nanti buat laporan dulu di Polsek Menteng. Kalau benar, ini namanya sudah pidana. Tapi kami harus cari pelakunya untuk membuktikan. Tidak bisa omongan mereka (korban) saja," tandas Nengah.

Baru 8 Tahun

Tak lama, seorang anggota kepolisian membawa bocah seusia 8 tahun yang diduga satu kelompok dengan para pelaku pengeroyokan. Anak yang memakai pakaian serba hitam dengan rambut kecoklatan ini membela diri. Dia pun terlihat tak canggung berhadapan dengan polisi.

"Saya salah apaan Pak? Saya enggak mau ah dibawa ke kantor polisi. Nanti gimana keluarnya? Emak saya sedeng (gila), nanti kalau saya ditangkep, yang ngeluarin (dari kantor polisi) siapa?" ucap anak itu kepada Nengah ketika hendak digiring ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Sementara Alamsyah dan teman-temannya yakin, bocah itu turut andil saat memukulinya. Menurut Alamsyah, bocah yang enggan menyebutkan namanya ketika ditanyai polisi itu melarikan diri saat satpam Hotel Grand Hyatt menghentikan pengeroyokan dengan membawa anjing herder. Namun karena larinya lambat, bocah tersebut tertinggal oleh teman-temannya.

"Saya yakin Pak itu anak temannya yang mukulin saya. Dia kecil-kecil kelakuannya sudah tua Pak. Pintar ngomong dia," pungkas Alam. (Bob/Yus)

Video Terkini