Liputan6.com, Jayapura - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua mengumumkan 13 jenazah korban jatuhnya pesawat Trigana Air yang diidentifikasi lewat tes DNA. Pesawat Trigana Air jenis ATR 42 dengan nomor lambung PK-YRN jatuh di sekitar Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Minggu 16 Agustus 2015.
Ke-13 jenazah itu adalah Engelbertus Kasibmabin (26 tahun) pelajar, beralamat di Kampung Okmabob, Oksibil; Wa Ode Suryana (33 tahun) beralamat di Distrik Tampo, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.
Kemudian Irenius Natimkonab (48 tahun), pegawai Dinas Pendidikan dan Pengajaran Oksibil; Tenus Babingga, beralamat di Pos 7 Sentani; Ronald Dilam (15 tahun) beralamat di Jayapura Utara; Mario Reso Buntoro (36 tahun) teknisi Trigana beralamat di Cinere Jakarta; Epi Ardi (42 tahun) swasta beralamat di Kota Painam Padang-Sumatera Barat; Yustinus Hurulean (53 tahun) pegawai Kantor Pos Jayapura beralamat Jalan Merak nomor 3 Kotaraja.
Selanjutnya, Kayus Kipka (19 tahun) sekretaris desa di Distrik Alomsom Pegunungan Bintang; Pariem tinggal di Cilacap; Menakem Mote (29 tahun) Pegawai Bank Papua di Keniapa, Enarotali, Kabupaten Paniai; Ika Nugraeni Sukmaputri (37 tahun) Pramugari Trigana tinggal di Ciamis Bogor; Endah Mustikasari (36 tahun) PNS di Kabupaten Pegunungan Bintang dan tinggal di KPR BPD Sentani.
Kepala Bidang Dokes Polda Papua Kombes Pol Ramon Amimam mengatakan, 13 jenazah merupakan hasil tes DNA dan sisanya 14 jenazah lainnya masih terus diidentifikasi oleh laboratorium DNA di Mabes Polri.
"Proses identifikasi lewat DNA membutuhkan sel hidup dan sebagian kondisi jenazah sudah terbakar dan sulit dikenali. Kami masih terus berusaha untuk mendapatkan sel tersebut, sehingga dibutuhkan waktu lebih lama dan kami tak akan menyerah," ujar Ramon, dalam keterangan pers di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Senin (14/9/2015).
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw berharap, keluarga bersabar menunggu proses identifikasi sisa jenazah lainnya. Â
"Kami pun terus berkoordinasi dengan tim DVI untuk perkembangan identifikasi lewat DNA. Kami mohon keluarga korban terus berdoa dan bersabar," kata Paulus saat mendampingi tim DVI.
Sementara itu, keluarga korban dari 13 jenazah yang hari ini diumumkan dikumpulkan di halaman Rumah Sakit Bhayangkara. Jenazah yang sudah teridentifikasi langsung diserahkan dari pihak Polda Papua ke PT Trigana, lalu dilanjutkan kepada pihak keluarga korban.
 Triganamenjamin seluruh korban kecelakaan tiba ke tujuan akhir yang diminta keluarga. "Di mana pun jenazah akan dikirim, kami akan antarkan sampai tujuannya," pungkas Benny.
Pesawat Trigana Air yang membawa 49 penumpang dan 5 kru ini hilang kontak pada pukul 14.21 WIT Minggu siang, 16 Agustus 2015. Saat itu, pesawat ini terbang dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura tujuan Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Pesawat jenis ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL 267 ini diduga menabrak lereng bukit di sekitar Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat jatuh di kemiringan 45 derajat. (Mvi/Mut)