Sukses

Menteri Yohana: Polisi Harus Usut Tuntas Pembunuhan di Bintuni

Kasus ini semakin menambah daftar kelam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia bagian timur yang masih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Pembunuhan keji terjadi di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat yang memakan 4 korban jiwa, yakni seorang ibu hamil dengan usia janin 4 bulan, Frelly Dian Sari (26), dan 2 anaknya Cicilia Putri Natalia (6) dan Andika (2). Mereka ditemukan tewas dibunuh di rumah dengan kondisi yang mengenaskan pada 27 Agustus lalu.

Kejadian ini mengundang keprihatinan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Yohana Susana Yembise. Apalagi korban dikabarkan juga mengalami kekerasan seksual.

"Nurani saya betul-betul terusik, mengapa ada yang sampai hati membunuh ibu hamil dan kedua anaknya dengan cara yang sekeji itu. Terlebih dari itu, dari info yang saya dapatkan, selain dibunuh, sang ibu pun diduga kuat mengalami kekerasan secara seksual," ungkap Yohana Yembise dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (15/9/2015).

Dia menambahkan, kasus pembunuhan sadis ini semakin menambah daftar kelam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia bagian timur, yang hingga kini masih tinggi.

Meski kejadian berdarah ini diketahui terjadi pada akhir Agustus lalu, hingga kini otak dan pelaku dari kasus pembunuhan yang menimpa istri dan anak-anak dari seorang guru tersebut belum diringkus oleh polisi.

"Saya mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini secara terbuka dan adil, serta memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat pascaperistiwa ini," tegas Yohana.

Selain itu, dia mendorong pemerintah setempat agar memenuhi hak keluarga korban atas pemulihan pascatrauma akibat peristiwa pembunuhan ini, serta meningkatkan pengayoman masyarakat agar tetap tenang dan fokus merawat dan membangun kehidupan sehari-hari yang sejahtera, aman, dan damai.

"Saya tak akan pernah bosan mengingatkan bahwa tugas melindungi perempuan dan anak-anak dari tindak kekerasan adalah tanggung jawab kita bersama. Kita harus mengambil bagian dalam upaya besar menyelamatkan masa depan perempuan dan anak-anak, yang jumlahnya lebih dari separuh penduduk Indonesia," tandas Yohana. (Ado/Ans)