Sukses

Jumlah Kemiskinan Meningkat, Ini Komentar Wapres JK

JK menegaskan, pemerintah optimistis menurunkan jumlah penduduk miskin.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah penduduk miskin di Indonesia bertambah menjadi‎ 28,59 juta orang atau 11,22 persen pada Maret 2015. Ini sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Terkait hal ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, kenaikan tersebut karena harga pangan sedang tidak stabil.

"‎Memang apabila harga beras naik dan lain-lainnya, itu pasti menimbulkan pertambahan angka kemiskinan yaitu angka di mana biaya hidupnya tidak cukup atau kurang. Karena itu, maka salah satunya adalah menstabilkan harga pangan," kata JK di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

JK menegaskan, pemerintah optimistis menurunkan jumlah penduduk miskin. Agar harga pangan stabil, maka perlu peningkatan produktivitas. Hal ini memang sulit dilakukan, tapi bukan berarti mustahil.

"Kalau sebabnya harga pangan, ya produktivitasnya dinaikkan dan harganya di-push turun. Itu pasti bisa kalau sebabnya itu. Bahwa sulit, ya sesulit apa pun pasti bisa. Sulit bukan berarti tidak bisa," tegas JK.

‎Kepala BPS Suryamin sebelumnya menjelaskan, tingkat kemiskinan yang berada di level 11,22 persen terbilang tinggi.‎ Jumlah kemiskinan bertambah 0,86 juta orang dibandingkan dengan posisi September 2014.

"Kalau tidak ada upaya khusus, susah untuk menurunkannya. Seperti di negara ASEAN lainnya, kalau sudah di level 11 persen menurunkannya tidak mudah," kata Suryamin, Selasa 15 September kemarin.

Penduduk miskin paling banyak berada di pedesaan, berjumlah 17,94 juta orang. Sedangkan di perkotaan tercatat 10,65 juta orang. BPS menyarankan agar kemiskinan desa dikurangi. (Sun/Bob)

Video Terkini