Liputan6.com, Jakarta - Polri terus berusaha mengendus keberadaan 2 WNI, yaitu Sudirman (28) dan Badar (30) yang diduga diculik dan disandera di Papua Nugini oleh kelompok bersenjata diduga Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tapi sampai saat ini, pencarian belum membuahkan hasil.
Namun Polri memastikan, 2 WNI tersebut bukan diculik oleh OPM. Melainkan kelompok bersenjata lain dari sipil yang melakukannya.
Seperti dipaparkan Kabagpenum Polri Kombes Pol Suharsono. "Kelompok penculik diperkirakan orang Indonesia juga," kata Suharsono di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Dia melanjutkan, kepastian 2 WNI itu bukan diculik OPM diperoleh saat pimpinan OPM yang sebelumnya dituduh menculik 2 WNI, yakni Jeffrey Pagawak telah berkomunikasi dengan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw. Malahan Jeffrey berjanji ikut mencari keberadaan Sudirman dan Badar.
"(Jeffrey) Sudah menghubungi Kapolda. Dia sudah bilang tidak terlibat. Dia akan bantu mencari keberadaan 2 WNI untuk dikembalikan," tutur dia.
Tentara Papua Nugini sebelumnya menemukan kamp di hutan yang diduga tempat para penculik beraktivitas sementara. Namun pada saat ditemukan, kamp itu dalam keadaan kosong.
Kelompok bersenjata tak dikenal menyerang beberapa penebang kayu di Hutan Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom pada Rabu 9 September 2015. Dalam kejadian itu, Kuba Marmahu (38) mengalami luka tembak dan luka panah. Ia berhasil diselamatkan Pasukan Penjaga Perbatasan yang mengevakuasinya ke RS Keerom.
Berselang sehari, Sudirman dan Badar yang bekerja sebagai penebang kayu dikabarkan hilang sejak penyerangan itu. Pada Sabtu, 12 September 2015, Konsulat RI di Vanimo menginformasikan 2 WNI disandera kelompok bersenjata di wilayah Papua Nugini.
Para penyadera meminta agar diadakan barter antara kerabatnya yang ditahan Polsek Kirom, Papua Barat. (Ndy/Rmn)