Sukses

Yakuza Diduga Koordinir Klub Malam Penyedia Wanita Asing

Dalam melakukan aksinya, Yakuza menjalin kerja sama dengan organisasi kejahatan lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengungkapkan, tak ada satu pun negara yang bebas dari kegiatan organisasi kriminal besar seperti Yakuza, khususnya negara Asia Timur, Tenggara dan Eropa Timur.

"Prinsipnya tidak ada titik yang bebas dari organization crime besar lintas negara, termasuk Indonesia. Jadi tidak menutup kemungkinan Yakuza berkolaborasi dengan organization crime local," jelas Krishna kepada Liputan6.com di ruangannya, Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Misalnya prostitusi. Krishna mengatakan, saat lokasi jual-beli seks menyediakan wanita penghibur dari berbagai negara, patut dicurigai ada kolaborasi organisasi kejahatan lintas negara dengan lokal. Yang juga sarat akan unsur pedagangan manusia.

Dia menganalisa skema masuknya wanita dari berbagai negara tersebut adalah direkrut organisasi kejahatan lokal.

Soal biaya transportasi dan membuat berkas perjalanan seperti visa dan paspor, organisasi kejahatan lintas negara yang mendanainya. Setelah itu, mereka bekerja sama lagi dengan organisasi kejahatan negara yang dituju.

"Misalnya ada pub di Indonesia, yang di dalamnya ada wanita penghibur dari Jepang, Uzbekistan, Tiongkok dan lain-lain. Yang merekrut siapa? Yang memfasilitasi mereka ke sini siapa? Itu semua ada yang mengatur. Dan sudah terorganisir. Pendanaannya, perekrutannya, dan koordinator mereka," terang Krishna.

Saking terorganisirnya kejahatan mereka, polisi pun sulit melacak bos-bos besarnya. Uang dari hasil kejahatan itu biasanya dicuci lewat bisnis-bisnis legal yang dikoordinir organisasi kriminal itu.

"Dan bisnisnya, bos-bosnya seolah-olah bersih. Padahal uangnya dari kegiatan prostitusi itu. Mereka biasanya mencuci uang dengan masuk ke bisnis-bisnis legal," tukas Krishna. (Ali/Ron)