Liputan6.com, Pekanbaru - Jumlah hotspot atau titik panas yang menjadi indikasi kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau naik drastis. Jumlah hotspot di wilayah ini naik menjadi 116 titik, padahal sebelumnya nihil.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru yang diterima Antara, jumlah hotspot di Riau tertinggi ketiga di Sumatera. Jumlahnya mencapai 471 titik.
Sementara, hasil pencitraan satelit Terra dan Aqua menyatakan Provinsi Jambi paling banyak terdapat hotspot, dengan jumlah 166 titik, diikuti Sumatera Selatan 148 titik, Sumatera Barat 25 titik, Bengkulu 10 titik, dan Sumatera Utara 4 titik.
"Yang dipastikan adalah titik api kebakaran di Riau, karena tingkat keakuratan di atas 70% ada berjumlah 82 titik panas. Penyebarannya paling banyak di Kabupaten Indragiri Hulu 34 titik, Pelalawan 32 titik, Kampar 10 titik, Indragiri Hilir 4 titik, dan Kuantan Singingi 2 titik," tulis BMKG dalam rilisnya, Jumat (18/9/2015).
Kondisi tersebut membuat polusi asap di sebagian besar wilayah Riau semakin pekat.
Peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, disertai petir dan angin kencang pada malam atau dini hari terjadi di Wilayah Riau bagian Barat, Tengah, Utara dan Pesisir Timur. Hujan yang terjadi pun tidak merata.
Sementara, jarak pandang Kota Pekanbaru pukul 18.00 WIB hanya mencapai 500 meter. Kabut asap parah juga terjadi di Rengat Kabupaten Indragiri Hulu, sehingga jarak pandang hanya 800 meter, Kabupaten Pelalawan 300 meter. Sedangkan jarak pandang di Kota Dumai relatif lebih jauh yakni mencapai 2 km. (Bob/Rmn)
Jumlah Hotspot di Riau Melonjak 116 Titik
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru yang diterima Antara, jumlah hotspot di Riau tertinggi ketiga di Sumatera.
Advertisement