Sukses

Banten Ajukan Diri sebagai Tuan Rumah Hari Santri Nasional

Rano Karno optimistis permintaannya akan terkabul jika mengingat julukan Banten sebagai Bumi Seribu Kyai Sejuta Santri.

Liputan6.com, Banten - Pemerintah Provinsi Banten mengaku siap menjadi tuan rumah Peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2015. Pemprov Banten pun sudah melayangkan surat permintaan ke Presiden Joko Widodo.

"Banten siap jadi tuan rumahnya. Sudah kirim surat usulan kepada presiden dan Menteri Agama agar Banten menjadi tempat deklarasi Hari Santri Nasional. Karena masyarakat Banten memiliki nilai religius yang kuat," kata Gubernur Banten, Rano Karno, Senin (21/9/2015).

Hari Santri Nasional merupakan salah satu realisasi janji Jokowi semasa kampanye pilpres. Rano optimistis permintaannya akan terkabul jika mengingat julukan Banten sebagai Bumi Seribu Kyai Sejuta Santri. Banten memiliki ratusan pondok pesantren dan ribuan santri yang tersebar di berbagai wilayah.

"Kita punya (Masjid Agung) Banten Lama, pondok pesantren modern dan tradisional. Minta doanya kepada warga banten agar kita dapat menjadi tuan rumah deklarasi Hari Santri," tutur Rano.

Banten juga memiliki warga yang patriotis dan agamis. Bahkan, tercatat dalam sejarah, pada masa Kesultanan Banten yang dipimpin Sultan Maulana Hasanudin, wilayah tersebut menjadi salah satu pusat perkembangan Islam. Banten mempunyai peranan penting dalam tumbuh dan berkembangnya Islam, khususnya di daerah Jakarta dan Jawa Barat.

Presiden Jokowi sendiri berencana mendatangi Banten hingga akhir tahun, di antaranya puncak peringatan HUT TNI ke-70 di Pelabuhan Indah Kyat, Kota Cilegon pada 5 Oktober dan Peringatan Hari Tani di Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang pada 27 September 2015.

Oleh karena itu, lanjut Rano, pas jika Hari Santri Nasional digelar di Banten.

Hari Santri Nasional jatuh bertepatan dengan hari revolusi santri melawan kolonialisme Belanda. Pada 22 Oktober 1945, Hadlratussyaikh, KH M Hasyim Asyari, mengumandangkan Resolusi Jihad melawan Belanda (NICA) yang hendak kembali menjajah Indonesia. (Bob/Mut)