Liputan6.com, Jakarta - Kemenristek Dikti menggerebek tiga sekolah tinggi di bawah naungan Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) yang berada di Ciputat Timur, karena diduga menggelar wisuda abal-abal dan membagikan ijazah. Ketua Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) Alimudin Al Mutala menjelaskan, jalannya perkuliahan di kampusnya sama seperti universitas lain.
Alimudin membantah adanya kelas jarak jauh. Namun, dia membenarkan mahasiswanya ada yang berasal dari Aceh sampai Papua.
"Mereka datang dengan beasiswa, kami kerja sama dengan masing-masing Pemda. Terutama untuk wilayah ujung Indonesia, seperti Aceh, Nusa Tenggara Timur, sampai ke Papua," ujar Alimudin, Selasa (22/9/2015),
Ali menjelaskan, untuk mendapat beasiswa, calon mahasiswanya harus melewati tiga jalur seleksi. Antara lain jalur umum, organisasi, dan pemerintahan daerah.
Mahasiswa yang utusan pemerintah daerah diseleksi di kampus Yayasan Aldiana. Salah satu materi seleksi adalah kemampuan berbahasa Inggris. "Mereka mendapat beasiswa full dari Pemdanya," kata Ali.
Proses pembelajaran juga berlangsung seperti di kampus-kampus pada umumnya. Mahasiswa menjalani kuliah dari tahun pertama hingga keempat. Di tahun keempat selain kuliah, mahasiswa juga menjalani bimbingan skripsi dan magang selama satu tahun atau 12 bulan di daerah asal.
Â
"Selasai magang di daerahnya masing-masing mereka balik lagi ke sini untuk diwisuda. Ini yang dikatakan orang tidak pernah kuliah, padahal mereka magang 12 bulan di daerah masing-masing," bantah ali.
Sebelumnya, prosesi wisuda YAN yang dilaksakan di Hall Convention Center Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), diduga abal-abal dan membagikan ijazah palsu. Pemerintah melalui Kemenristek Dikti kemudian melakukan penggerebekan dan meminta pihak yayasan untuk tidak membagikan ijazah tersebut. (Mvi/Mut/Sar)
Yayasan Aldiana Nusantara: Mahasiswa Berdatangan karena Beasiswa
Untuk mendapat beasiswa, calon mahasiswa harus melewati tiga jalur seleksi.
Advertisement