Sukses

Cuaca Ekstrem, Banyak Jemaah Haji Pilih ke Mina Pagi Hari

Banyak jemaah yang memilih pagi hari dan berdesak-desakan hingga saling dorong di Mina.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Saleh Partaonan Daulay menduga musibah Mina terpicu oleh penumpukan jemaah yang akan melakukan pelontaran jumroh Aqobah pada pagi hari. Jemaah menghindari cuaca panas pada siang dan sore hari.

"Pada waktu wukuf kemarin cuaca sangat panas, di atas 50-55 derajat celcius. Tentu cuaca ekstream itu dihindari, banyak jemaah yang berusaha melontar jumroh pada pagi hari," kata Saleh yang tengah menunaikan ibadah haji, ketika dihubungi, Kamis (24/9/2015).

Karena banyak yang memilih pagi hari itu, kata dia, jemaah haji berdesak-desakan untuk segera melakukan pelontaran jumroh Aqabah.  "Ini mungkin yang mengakibatkan para jemaah panik dan saling dorong," kata Salah.

Menurut Saleh, musibah Mina ini bukan karena kelebihan kapasitas jumlah jemaah haji secara keseluruhan. Tahun lalu jumlah jemaah yang menunaikan ibadah haji sama dengan tahun ini.

Bahkan, kata dia, empat tahun lalu jumlah jemaah lebih besar dengan kuota penuh setiap negara. Namun musibah Mina seperti ini tidak terjadi.

"Sekarang setiap negara kan kuotanya dikurangi 20 persen. Secara logis ini bukan over capacity. Ada faktor lain yang masih kita gali informasinya," kata Saleh.

Musibah terjadi pada akhir pelaksanaan ibadah haji di Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015) pagi waktu setempat. Akibat berdesak-desakan sejumlah jemaah haji menjadi korban. Badan Pertahanan Sipil Arab Saudi melaporkan jumlah korban wafat 310 orang dan 450 lainnya luka-luka.

Insiden Mina menambah kabar duka dari tanah suci. Dua minggu sebelumnya lebih dari 100 jemaah wafat saat angin kencang merubuhkan crane di Masjidil Haram. (Hmb/Yus)

Video Terkini