Liputan6.com, Jayapura - Ratusan kepala keluarga terus mengungsi di tenda-tenda pengungsian yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorang dan TNI-Polri. Tenda darurat ini didirikan di sekitar lapangan KM 12 Kota Sorong dan Batalyon 752 Sorong pasca-gempa.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Teguh Pudji Raharjo mengatakan, data yang dimiliki terdapat 62 orang luka-luka dan 240 rumah rusak. Para korban luka kini dirawat di Rumah Sakit Sele Be Solu, Sorong.
"Belum ada korban tewas dan kami masih terus pendataan. Korem 171/PVT Sorong juga telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sorong dan BPBD Provinsi Papua Barat, yang pagi tadi sudah langsung bergerak dari Manokwari ke Sorong," ungkap dia kepada Liputan6.com di Jayapura, Jumat (25/9/2015).
Teguh menjelaskan, pasca-gempa para anggota TNI dari Korem atau Kodim berpatroli, untuk memberikan bantuan kepada para korban. Siang ini akan diadakan rapat gabungan antara Pemda, BPBD, dan Korem 171/PVT.
"Kami juga telah mendirikan tenda lapangan di KM 12 Kota Sorong, untuk perawatan dan tempat tinggal sementara para korban," pungkas Teguh.
Baca Juga
Sementara warga Sorong, Michael mengatakan, tenda pengungsian terus bertambah untuk para pengungsi. Sebab, banyak warga ketakutan adanya gempa susulan dan memilih tinggal di luar rumah atau di tenda pengungsian.
"Tapi yang saya lihat saat ini, BPBD kekurangan tenda. Banyak tenda pinjam dari TNI atau Polisi. Warga juga membutuhkan makanan saat ini, terlebih perempuan dan anak yang banyak di tenda pengungsian," ujar Michael, Sorong, Papua Barat.
Advertisement
Gempa bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR) menggetarkan Kota Sorong, Papua Barat. Namun tidak ada peringatan tsunami dalam gempa kali ini.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dikutip dari laman resminya, bmkg.go.id, Kamis 24 September 2015, lindu terjadi sekitar pukul 22.53 WIB. (Rmn/Mut)