Sukses

Akibat Kabut Asap, 36 Penerbangan di Bandara Pekanbaru Dibatalkan

Jarak pandang di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru sempat menyentuh titik terendah, 50 meter, Minggu pagi tadi pukul 08.00 WIB.

Liputan6.com, Pekanbaru - Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, menyatakan ada 36 penerbangan yang dibatalkan hari ini. Karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, telah memperpendek jarak pandang.

"Saat ini jarak pandang berada di kisaran 300 meter," kata Airport Duty Manager Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Hasnan, Pekanbaru, Riau, Minggu (27/9/2015).

Hasnan menjelaskan, hingga pukul 14.00 WIB, maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Fire Fly, Sriwijaya, Batik Air, dan AirAsia membatalkan penerbangan mereka, karena jarak pandang tidak kunjung membaik.

"Penerbangan terakhir yang dibatalkan siang ini adalah penerbangan pesawat AirAsia dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur, Malaysia," kata dia.

Menurut Hasnan, jarak pandang di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) sempat menyentuh titik terendah, 50 meter, pada pukul 08.00 WIB dan sempat naik menjadi 800 meter pukul 12.00 WIB. Tapi kabut asap kembali menebal pukul 14.00 WIB, sehingga jarak pandang turun lagi menjadi 300 meter.

Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) itu terganggu sejak kemarin atau Sabtu 26 September 2015, ketika 67 penerbangan di bandara tersebut dibatalkan karena kabut asap pekat menyelimuti kota.

68 Penerbangan Terancam Batal

Menurut Hasnan, hari ini merupakan kedua kalinya aktivitas Bandara SSK II terganggu. Pada Sabtu kemarin seluruh penerbangan juga lumpuh total.

"Dengan kondisi ini, dikuatirkan yang terjadi kemarin terjadi lagi pada hari ini, di mana 68 penerbangan terancam batal," ungkap dia.

Setiap harinya, sambung Hasnan, Bandara SSK II melayani 8.000 penumpang dengan berbagai tujuan. Dengan dibatalkannya puluhan penerbangan itu, para calon penumpang memilih mengembalikan tiket (refund) dan penjadwalan ulang (reschedule).

Pantauan di ruang pelayanan penumpang, tampak antrean mengular mencapai 20 meter. Sebagian besar ada yang menjadwal ulang keberangkatan, dan sebagiannya membatalkan.

Seorang calon penumpang yang merupakan warga Malaysia, Ibrahim, mengatakan dirinya bersama anaknya harus segera kembali ke negaranya setelah kabut asap terus memburuk.

"Saya ke sini mau antarkan anak kuliah, tapi kabut asap memburuk memaksa kami kembali ke Malaysia. Sekarang kami tidak dapat kembali karena pesawat tak dapat terbang," keluh dia.

Untuk itu, Ibrahim berencana menjadwal ulang penerbangan. Namun jika tidak memungkinkan, dirinya memilih menggunakan jalur laut melalui Dumai. (Rmn/Ans)

Video Terkini