Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dijadwalkan memanggil Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, soal kehadirannya dalam kampanye bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa waktu lalu.
Namun, hari ini keduanya masih berada di Mekah atas undangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz untuk menunaikan ibadah haji.
Wakil Ketua MKD Junimart Girsang mengatakan, pihaknya akan memanggil ulang kedua Pimpinan DPR tersebut.
"Seperti yang sudah kita tetapkan pekan lalu, Pak Setya Novanto akan kita periksa pukul 14.00 WIB dan Pak Fadli Zon pukul 15.00 WIB. Kan itu sudah terjadwal. Jadwal kita hari ini mestinya sudah ada di Indonesia, Tapi kita akan panggil yang kedua," ujar Junimart di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Anggota Komisi III DPR ini menuturkan, pemanggilan kedua untuk Setya Novanto dan Fadli Zon segera dilayangkan oleh pihaknya agar bisa hadir pekan depan.
"Pak Setya Novanto dan Pak Fadli Zon kita akan panggil kembali mungkin Senin depan (5 Oktober 2015)," tutur dia.
Saat ditanya jika keduanya tetap tidak menghadiri panggilan pihaknya, politisi PDIP ini menegaskan, MKD akan meminta bantuan kepolisian memanggil paksa Setya Novanto dan Fadli Zon.
"Kalau terlambat, itu urusan mereka, bukan urusan MKD. Tapi kita panggil yang kedua. Kalau sampai pemanggilan ketiga tidak hadir, MKD bisa minta bantuan polisi untuk panggil paksa," tandas Junimart.
Baca Juga
Rombongan DPR bertemu dengan calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump pada Kamis 3 September 2015. Dalam rombongan itu, ikut serta Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin, Wakil Ketua Komisi VII Satya Yudha, dan utusan Presiden Eddy Pratomo.
Ketua DPR Setya Novanto menjelaskan secara singkat apa yang telah dilakukan Pimpinan DPR dalam perjalanannya selama 11 hari ke Amerika Serikat. Perjalanan tersebut sudah direncanakan sejak 6 bulan lalu.
"Tepatnya tanggal 31 Agustus (2015) saya berangkat dan kembali pada 11 September dengan pertemuan-pertemuan yang sangat padat sekali," ujar Setya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin 14 September 2015.
Setya mengungkapkan, pertemuan-pertemuan tersebut adalah salah satu bentuk tugas dari anggota DPR di mana rangkaian acaranya telah disusun dengan dasar proses yang sangat panjang. Pertemuan itu juga sehubungan dengan adanya Inter Parliamentary Union (IPU) atau Persatuan Parlemen Internasional yang dihadiri 158 negara. (Mvi/Mut)
Advertisement