Sukses

Cerita Polisi saat Tangkap Pembunuh Petugas Parkir Mal di Senayan

Polisi akhirnya memecahkan kasus pembunuhan petugas parkir mal di kawasan Senayan.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi akhirnya memecahkan kasus pembunuhan petugas parkir mal di kawasan Senayan. Dengan melacak ponsel korban yang dicuri, polisi membekuk sang pelaku.

Awalnya, Unit V Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pimpinan Kompol Buddy Towuliu ada Minggu 27 September pagi, menyambangi rumah Hambali, yang diduga pemegang ponsel milik petugas parkir mal di Senayan Asep Suryadi.

"Sekitar jam 6 pagi, kami bergerak ke alamat yang kami dapat setelah melacak handphone korban. Yang pegang HP itu namanya Hambali. Dia ngakunya baru beli dari seseorang bernama Uyong. Lalu kami janjian agak siang untuk bertemu Uyong," kata Buddy kepada Liputan6.com di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (28/9/2015)

Sekitar Pukul 12.00, Tim Jatanras pun bertemu dengan Uyong di pertigaan Tugu, Sawangan Depok. Di sana, Buddy menanyakan asal muasal ponsel Asep tersebut didapatnya. Uyong pun menjelaskan ponsel tersebut milik temannya Ali Akbar atau yang akrab dipanggil Ali Tomcat. Setelah itu barulah Buddy menerangkan bahwa pemilik ponsel tersebut tewas dibunuh pada Rabu (23/9/2015).

"Lalu kami minta Uyong untuk memanggil tersangka untuk memancing tersangka keluar. Tersangka pun datang sekitar jam 12 siang dengan percaya diri, dia bilang 'Ada apa ini bapak-bapak ramai-ramai?', tanpa rasa gugup atau takut," ungkap Budi sambil menirukan kata-kata tersangka Ali.

Buddy pun bertanya kepada Ali seputar ponsel yang dijualnya. Namun Ali beralibi ponsel itu ia temukan di depan Mapolsek Parung. Ketika pertanyaan menjurus ke kasus, Ali kembali beralibi dengan mengatakan dari tanggal 23 hingga 26 September lalu, ia berada di Gunung Sindur untuk menimba ilmu kebatinan di kediaman guru spiritualnya.

"Pertama alibinya, dia temukan HP itu di depan Polsek Parung kemudian dijual untuk keperluan sehari-hari. Alibi kedua, dia bilang saat peristiwa pembunuhan, dia sedang berada di Gunung Sindur. Ke tempat paranormal gitu," jelas Buddy.

Selain itu, lanjut dia, Ali mengaku tak tahu mal tempat Asep terbunuh. Bahkan tak pernah menginjakkan kaki di mal tersebut. "Dia bilang nggak tahu tuh Senayan City apa. Dia bilang nggak pernah ke sana."

2 dari 2 halaman

Alibi Terpatahkan

Namun setelah Buddy melakukan pengecekan silang di basis data karyawan mal, nama Ali tercantum dalam daftar karyawan perbulan Juni 2013 sampai Maret 2014. Kebohongan itulah yang menguatkan keyakinan polisi bahwa Ali adalah aktor di balik hilangnya nyawa Asep.

"Pertama dia bohong tidak pernah ke Senayan City ketahuan," imbuh Buddy.

Buddy pun berniat mematahkan alibi Ali mengenai Gunung Sindur, ia dan anggotanya kemudian menggiring Ali untuk menunjukan alamat guru spiritualnya yang biasa dipanggil Mbah Ari. Sesampainya di sana pukul 16.00 WIB, orang yang disebut-sebut Ali sebagai guru spiritual mengaku tak pernah bertemu Ali. Kebohongan Ali terungkap lagi.

"Lalu kami minta diantar ke Gunung Sindur, yang katanya dia berguru di sana saat hari pembunuhan, ternyata Mbah Ari mengaku tidak pernah bertemu tersangka. Kami patahkan lagi alibinya," terang Buddy.

Untuk melengkapi berkas penyelidikan, Buddy pun memboyong Mbah Ari ke Mapolda Metro Jaya untuk dibuatkan Berita Acara Perkara (BAP) yang berisi pernyataan dirinya tak pernah bertemu Ali, "Kami bawa gurunya, lalu kami BAP di Polda."

Tipuan-tipuan yang dilontarkan Ali pun akhirnya semakin menyudutkan pemuda 21 tahun ini. Buddy lalu menginstruksikan anggotanya menggeledah rumah Ali di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat pada Minggu sore.

"Setela digeledah rumahnya, anggota menemukan helm yang masih ada bercak darahnya. Belum dibersihkan. Anggota juga menemukan sepatu yang diduga dipakai tersangka saat pembunuhan. Karena bentuk dan ukuran sepatunya persis sekali," tandas Buddy.

Terkuaknya serangkaian fakta dan barang bukti tersebut akhirnya membuat Ali mengibarkan 'bendera putih' kepada penyidik. Ia tak mampu lagi berkilah bahwa dirinya memang benar pelaku yang membunuh Asep si petugas parkir nahas.

"Sekitar jam 7 malam, akhirnya dia ngaku. Soalnya semua alibinya sudah dipatahkan dan barang bukti sudah kami temukan," tutup Buddy. (Aud/Mut)