Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menegaskan akan berdiri paling depan untuk menghadang para militer di Indonesia yang hendak mengudeta Presiden Jokowi. Aksi kudeta dinilainya dapat merusak sistem demokrasi yang telah terbangun pascareformasi.
Sikap SBY tersebut memantik penasaran para pembaca Liputan6.com sepanjang Senin 28 September 2015. Berita itu pun akhirnya menempati posisi teratas dalam kabar terfavorit.
Selain itu ada informasi lainnya yang juga nangkring dalam urutan 5 besar. Di antaranya ialah pemerintah Arab Saudi merilis 1.150 foto korban tragedi Mina.
Advertisement
Nah apa lagi, berikut 5 berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Selasa (29/9/2015):
1. SBY Pasang Badan bila Militer Kudeta Presiden
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menegaskan akan melindungi Presiden Joko Widodo jika ada kudeta dari militer. Langkah itu dinilainya dapat merusak tatanan demokrasi yang telah terbangun.
"Kalau ada pemikiran militer untuk melakukan kudeta, sekarang saya yang paling depan mengatakan menolak dan tidak setuju. Kalau ada yang nekat melaksanakan kudeta, saya akan berada di pihak yang berseberangan, karena itu merusak apa yang sudah kita lakukan‎ sampai hari ini‎," ucap SBY dalam tanggapannya terhadap buku Transformasi TNI karya Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo di Kantor CSIS, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (28/9/2015).
SBY menjelaskan, jika hendak menyampaikan sesuatu terkait kondisi terkini, para petinggi TNI dan Polri bisa langsung mengomunikasikannya ke Presiden. Penyampaian perlu dilakukan dengan baik dan kontekstual. Itu karena ada mekanisme di mana presiden memiliki ruang untuk berkomunikasi dengan Panglima TNI dan Kapolri.
Korban Tragedi Mina
2. Arab Saudi Rilis 1.150 Foto Korban Tragedi Mina
Pemerintah Arab Saudi telah merilis lebih dari 1.000 foto jenazah korban tragedi Mina. Rilis foto-foto jemaah korban tragedi menjelang lontar jumrah itu dilakukan 3 tahap.
Tahap pertama dilakukan pada Jumat 25 September 2015 yang berjumlah sekitar 500 foto. Kedua, pada hari berikutnya yang berjumlah 350 foto.
Ketiga, ketika Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berkunjung ke Majma’ ath-Thawary bil Mu’aishim atau tempat pemulasaran jenazah korban tragedi Mina, yang berjumlah sekitar 300 foto. Total ada 1.150 foto.
Foto-foto tersebut ditempel di dinding-dinding 2 ruangan besar, dengan luas sekitar 60 meter persegi. Satu ruangan untuk menempel foto-foto sebelumnya, satu lainnya untuk menempel foto-foto rilis terbaru.
3. Tujuh Paranormal Bakar Kemenyan untuk Ahok
Tujuh paranormal meruwat Gubernur DKI Jakarta Ahok di bundaran Hotel Indonesia (HI). Ketujuh orang yang tergabung dalam Komunitas Paranormal Jakarta Peduli Ahok (Kopaja Ahok) itu mengaku melakukan aksinya atas inisiatif pribadi mereka.
Para paranormal itu, yakni Made Raditya, MH Putra, Abu Bakar, Ki Panca Dangiran, Mbah Mijan, Mbah Dimaz, dan Ki Raksa Manggala.
"Walaupun Ahok dibilang orang bersih, namun dalam kacamata spiritual masih terlihat energi negatif yang ada di tubuhnya," ujar Mbah Mijan selaku koordinator aksi di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (28/9/2015).
Meski ketujuh paranormal tersebut meruwat Ahok, namun tidak nampak kehadiran sang gubernur dalam acara ruwatan tersebut. Mereka hanya membawa sebuah boneka yang bertuliskan Ahok. Boneka itu sebagai simbol pengganti Ahok.
Advertisement
Satelit RI
4. Alasan Roket India 'Gendong' Satelit RI ke Luar Angkasa
Satelit asal Indonesia Lapan A2/Orari telah mengorbit di angkasa luar. Karya besar anak bangsa berhasil mengudara dengan digendong roket India.
Hal ini sontak mengundang pertanyaan. Kenapa India yang dipilih Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) untuk membawa mahakarya Indonesia ini?
Pertanyaan itu direspons oleh Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin. Dia menyebut peluncuran dilakukan dan dibawa oleh roket India karena kedua negara sudah punya kerjasama terkait hal tersebut.
"Lapan mempunyai kerjasama yang dekat (badan antariksa) India dan Lapan meminta India meluncurkan satelit Indonesia," kata Thomas di kantornya di Rawamangun, Jakarta.
5. Tak Kunjung Dimakamkan, Jasad Pendeta Diyakini Kembali Hidup
Pendeta Paulus Tribrata meninggal dunia sejak 11 September 2015. Namun, jasad sang pendeta tak kunjung dimakamkan. Sebab jemaahnya meyakini dia masih hidup. Mereka pun menunggunya hingga 30 hari.
Kondisi ini memicu kontroversi di kalangan masyarakat. Kapolresta Yogya Pri Hartono EL mengaku sudah menerima laporan adanya ormas yang meminta agar jenazah tersebut segera dimakamkan.
"Kalau warga sekitarnya tidak ada, tapi dari rekan ormas dari Bantul meminta agar pendeta segera dimakamkan atau disemayamkan di tempat terakhirnya," ujar Hartono kepada Liputan6.com di Yogyakarta, Minggu 27 September 2015.
Hartono mengungkapkan, para jemaat masih melakukan ritual menurut keyakinan mereka hingga waktu yang telah ditentukan. Mereka percaya bahwa Pendeta Paulus sudah beberapa kali mengalami hal seperti ini. Sehingga meminta waktu selama 30 hari untuk menunggu pendeta itu bangkit kembali.
(Ali/Ndy)
Â