Liputan6.com, Palu - Kepolisian Republik Indonesia menggelar Operasi Camar Maleo III untuk menangkap kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Operasi itu melibatkan 1.000 personel gabungan Densus 88 Antiteror dan BKO Brimob Kepala Dua Depok, Jawa Barat.
Dalam operasi itu juga dilibatkan 100 personel TNI. "Kapolri meminta bantuan langsung kepada Panglima TNI," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, AKBP Hari Suprapto, kepada Liputan6.com di Palu, Rabu (30/9/2015).
Operasi tersebut dipusatkan di hutan pegunungan pesisir Poso yang diketahui sebagai basis persembunyian kelompok tersebut. Hingga kini kelompok yang telah berafiliasi dengan ISIS itu diduga kuat berada di hutan pegunungan Poso dengan kekuatan 30-an orang, termasuk satu warga negara asing yang telah masuk DPO Polda Sulteng.
Baru-baru ini kelompok tersebut kembali menebar teror dengan menewaskan tiga petani di Parigi Moutong. Ketiga warga itu tewas dengan kondisi tanpa kepala.
"Dugaan pembunuhan memang mengarah ke kelompok itu, karena berdasarkan hasil peyelidikan, bukti, dan keterangan saksi menyebutkan, pelakunya membawa pelbagai jenis senjata api," ujar Hari.
Sejauh ini, dalam upaya memberantas kelompok teroris di Poso, aparat gabungan Polri telah berhasil menangkap dan menembak mati beberapa pengikut kelompok tersebut. Polisi juga menembak mati salah satu aktor intelektual kelompok itu, yakni Sabar Subagio alias Daeng Koro pada April lalu.
Dalam operasi ini pula, Polri mengharapkan kontribusi masyarakat sekitar lokasi operasi. Jika masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan agar segera dilaporkan ke pihak kepolisian terdekat.
"Memang harus ada keterlibatan aktif masyarakat dalam operasi ini. Supaya semuanya bisa berjalan lancar," tandas Hari. (Hmb/Sun)
Memburu Kelompok Santoso, Polisi Gelar Operasi Camar III
Target operasi kelompok Santoso yang masih berkekuatan sekitar 30 orang, termasuk warga asing.
Advertisement