Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Tahun ini merupakan tahun ke-7 diberlakukannya Hari Batik Nasional. Peringatan tahun ini begitu terasa karena banyak warga yang mengenakan batik saat beraktivitas, termasuk orang nomor satu RI, Joko Widodo.
Saat meresmikan operasi Pasar Bulog di di ‎Gudang Regional Perum Bulog DKI Jakarta, Kelapa Gading, Jumat (2/10/2015), Jokowi mengenakan kemeja batik lengan panjang ber‎warna coklat muda dengan motif daun pakis dan akar.
Kemeja batik dengan motif alam berwarna gelap seperti daun, burung, dan akar memang kerap dikenakan Jokowi dalam setiap kegiatannya dan menjadi salah satu jenis batik yang disukai Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tidak tahu secara detail batik yang dipakainya.
‎"Kalau yang ini, ‎aduh. Motif batik itu banyak sekali, misalnya yang saya beli ini di kampung batik. Misalnya kalau di Pekalongan ada batik jenis Lasem kan beda-beda, kalau di Papua pun, Yogyakarta, lalu Solo, banyak sekali macamnya, sidomukti, sidoluhur, parang. Banyak sekali jenis dan motifnya," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, tiap jenis dan motif batik sebenarnya mempunyai makna dan filosofis yang berbeda-beda.
"Setiap motif batik itu ada filosofinya. Bahkan ada waktu penggunaannya. Tolong ditanyakan yang lebih pintar, yang ahli mengenai batik," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Jokowi mengaku, sebelum menjadi pejabat publik, mengoleksi banyak pakaian jenis batik. Dia juga punya berbagai jenis dan motif baju batik dari beberapa daerah di Indonesia.
"Saya menggunakan batik tiap hari. Batik saya ada dari Aceh sampai Papua. Ada yang motifnyanya burung-burung. Kita ini kaya sekali akan motif jadi kalau ditanya bisa ribuan," ucap dia.
Lalu, ada berapa koleksi baju batik yang dimiliki Pak Presiden? "Saya nggak pernah ngitung, tapi jumlahnya ratusanlah," pungkas Jokowi. ‎(Mvi/Mut)*