Liputan6.com, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI)Â bukanlah prajurit sembarangan. Hingga HUT yang ke-70 tahun ini, kualitas TNI juga sudah diakui dunia.
Tak cuma sigap setiap kali bencana menimpa Tanah Air, tentara-tentara nasional ini juga ikut turun tangan membantu negara lain yang memerlukan bantuan.
Bahkan saat topan besar Haiyan memporak-porandakan Filipina pada 2013 lalu, sejumlah pesawat Hercules diterbangkan dan dipinjamkan ke negeri itu beserta barang bantuan, seperti makanan siap saji, obat-obatan, pakaian, dan selimut.
Tidak cuma itu, sederet prestasi di ajang internasional juga disabet TNI. Apalagi lomba tembak dunia, semua kategori pasti dilibas habis.
Kemampuan menembak prajurit TNI sudah tak terbantahkan lagi. Seperti di ajang Australia Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015, TNI berhasil memborong gelar juara. Kemenangan itu adalah yang ke-8 kalinya.
Bahkan tim 2 negara, yakni Amerika Serikat dan Australia tak terima dengan kemenangan Indonesia. Mereka lalu meminta agar senjata TNI yang merupakan hasil produksi dalam negeri buatan PT Pindad dibongkar.
Namun prestasi prajurit-prajurit Tanah Air ini tak berhenti di situ. Masih ada sederet lagi sepak terjang TNI yang bikin bangga Indonesia. Berikut catatannya yang dihimpun Liputan6.com, Senin (5/10/2015):
8 Kali Juara Tembak Australia
Kontingen TNI AD berhasil memborong 30 dari 50 medali emas dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM). Tak ketinggalan 16 perak dan 10 perunggu. Kemenangan ini merupakan yang ke-8 kalinya bagi Indonesia sejak 2008 lalu.
Kejuaraan tahun ini berlangsung pada 20-23 Mei 2015 di Puckapunyal, negara bagian Victoria dan diikuti 17 tim dari 15 negara.
Total 21 orang penembak dari Indonesia terdiri dari pejabat dan penembak profesional dari lingkungan TNI AD serta teknisi dari PT Pindad.
Selama perlombaan, tim Indonesia menggunakan empat jenis senjata, yaitu senapan buatan dalam negeri SS-2 V-4 Heavy Barrel dan pistol G-2 (Elite & Combat) dari PT Pindad, senapan SO-Minimi buatan Belgia, senapan GPMG (General Purpose Machine Gun) buatan Belgia, dan senjata sniper AW buatan Inggris.
Sementara tentara Amerika Serikat hanya mendapatkan 4 medali emas, Inggris 3 medali emas, dan Australia 5 medali emas. Sedangkan, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina, New Zealand, dan Singapura masing-masing mendapatkan satu medali emas.
Kanada, Malaysia, Timor Leste, Tonga, dan Papua Nugini (PNG) tidak berhasil membawa pulang medali emas. Saat perlombaan tersebut, militer Amerika Serikat dan Australia meminta agar senjata buatan PT Pindad yang digunakan TNI dibongkar.
Advertisement
Juara Tembak di Brunei
Kontingen TNI sukses menyabet status juara umum di Lomba Tembak Brunei International Skill Arms Meet (BISAM) ke-11 tahun 2015. Dalam ajang yang diikuti 16 negara peserta tersebut, TNI mampu menyabet total 34 medali.
Medali-medali itu terdiri dari individu meraih 20 emas, 9 perak, dan 5 perunggu.
BISAM ke-11 diselenggarakan pada 15 Januari hingga 2 Februari 2015. Diikuti oleh Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, China, Oman, Singapura, Australia, United Kingdom. Lalu Vietnam, New Zaeland, Amerika Serikat, Filipina, Laos, Thailand, Kamboja, dan Pakistan.
Kontingen TNI dipimpin Komandan Kontingen Kolonel Arm Budi Suwanto berjumlah 35 orang. Mereka meliputi 13 official, 10 atlet petembak senapan, 6 atlet petembak SO/GPMG, dan 6 atlet petembak pistol.
Juara se-ASEAN
TNIÂ juga menunjukkan taringnya di kompetisi tahunan di ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke-24 yang digelar di Vietnam pada 2014 lalu.
Dalam ajang itu, TNI AD berhasil menjadi juara umum. Total ada 60 anggota TNI AD mengikuti AARM di Vietnam dengan berbagai kategori.
Dari 60 anggota TNI AD, sebanyak 37 anggota satuan dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) bergabung dalam kontingen TNI yang dipimpin oleh Mayor Infanteri Faisal Izudin. Mayor Faisal menyatakan anggotanya mampu membabat habis semua kategori yang ada di AARM 24. Dari kategori lomba perorangan maupun kelompok.
Advertisement
Perbaiki Jalan di Afrika
September 2015, prajurit TNI ikut memperbaiki jalan sepanjang 1.500 meter di Afrika Tengah. Jalan yang diperbaiki itu menghubungkan Kampung Ngonggono dan Area Super Camp Minusca menuju Bandara Internasional Bangui-M’poko, ibukota negara Republik Afrika Tengah.
Akses jalan Bandara Internasional Bangui-M’poko mengalami rusak parah dan berlubang. Setiap hujan turun banyak terdapat genangan air di sana.
Kondisi itu pun berpengaruh terhadap arus lalu lintas sekitar menuju jalur-jalur penting, terutama jalur menuju Bandara M’Poko yang hanya memiliki satu jalur yaitu A’Venue d’Martys.
Para prajurit itu tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda XXXVII-B/Minusca (Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic).
Sisir 6 Ton Peledak di Afrika
Pada 6 Juli 2015 satu tim penjinak bahan peledak Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-A/Minusca tengah melakukan pendeteksian di sebuah perkampungan yang terletak di Camp Beal, Bangui, Afrika Tengah.
Ini merupakan salah satu cara TNI membantu menyukseskan pemilu di Afrika Tengah. Bahan peledak aktif merupakan ancaman di negeri yang masih sarat akan pertikaian bersenjata tersebut.
Hasilnya, tim berhasil mengevakuasi 6 ton bahan peledak aktif.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Perwira Seksi Operasi Lettu Czi M Iqbal bersama beberapa personel United Nation Mine Action Service, salah satu badan PBB yang mengurusi persoalan bahan peledak, dan ranjau di negara-negara konflik.
Maka tak heran jika Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan Penghargaan Medali PBB kepada 200 TNI yang tergabung dalam misi perdamaian di Afrika Tengah tersebut.
Advertisement
Bantu Korban Topan Haiyan
Angin kencang diikuti serangan badai dan ombak tinggi menyapu puluhan rumah saat topan haiyan menghantam Filipina pada 8 November 2013 lalu. Saat itu Indonesia turun tangan membantu korban topan dahsyat tersebut.
3 Pesawat angkut C-130 Hercules TNI dikirimkan ke Cebu, Filipina. Ketiga pesawat membawa bantuan kemanusiaan dengan total berat 60 ton. Bantuan kemanusiaan itu berupa makanan siap saji, obat-obatan, pakaian, genset, dan selimut.
Tak berhenti di situ, TNI lalu mengirimkan lagi 1 pesawat C-130 Hercules bernomor A-1323. Pesawat itu dipinjamkan kepada Pemerintah Filipina.
Pengiriman bantuan pesawat ini merupakan permintaan dari Pemerintah Filipina langsung. Tak cuma sembako, pesawat yang dipimpin Mayor Pnb Puguh Yulianto itu juga mengangkut puluhan pengungsi yang akan kembali ke Tacloban.
Hingga usianya yang menginjak ke-70, sudah banyak sumbangsih TNI yang diberikan kepada bangsa ini, juga dunia. Dirgahayu TNI! (Ndy/Sun)