Liputan6.com, Jakarta - Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) beserta tim gabungan dari TNI AD, AL, AU dan kepolisian menuju lokasi yang diinformasikan menjadi tempat ditemukannya puing-puing pesawat Twin Otter Aviastar jenis PK-BRM/DHC6 yang hilang kontak di kawasan Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo memimpin langsung operasi pengecekan tersebut.
"Kita belum bisa bilang itu benar atau bukan Aviastar. Kabasarnas langsung pimpin operasi pengecekan. Malam ini Kabasarnas menginap bersama beberapa personel di Luwu," kata Deputi Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Mayjen Heronimus Guru saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (5/10/2015) malam.
Ia mengungkapkan, dari informasi yang diperoleh pihaknya, lokasi ditemukannya pesawat yang dipiloti Kapten Iri Afriadi itu berada di wilayah terjal dan sulit ditembus.
"Dari informasinya itu tempatnya curam, jurang, dan sulit ditembus. Tapi tetap kita usahakan. Kabasarnas sudah perintahkan personel untuk menuju lokasi," tutur Heronimus Guru.
30 Anjing Pelacak
Pencarian hari ketiga pesawat Twin Otter Aviastar jenis PK-BRM/DHC6 tak hanya menggunakan pesawat, helikopter dan kapal laut. Warga juga tak mau kalah dengan mengerahkan 30 anjing pelacak menyisir kawasan hutan pegunungan yang menjadi objek pencarian kali ini.
"Warga yang membantu tim melalui jalur darat tadi mengerahkan 30 anjing pelacak dan akan bermalam hingga saat ini di dalam hutan kawasan pegunungan Latimojong hingga Gunung Enrekang," ucap Direktur Operasional Basarnas Brigjen TNI Ivan Ahmad saat jumpa pers di ruangan Emergency Operation Center (EOC), Bandara Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (5/10/2015).
Keikutsertaan warga Masamba, Kabupaten Lutra tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Luwu Utara (Lutra) Arifin Djunaid dalam membantu penyisiran wilayah pegunungan. "Ada sekitar 250 orang masyarakat yang digerakkan oleh Bupati Lutra dalam penyisiran kawasan pegunungan tadi, "ucap Ivan.
Terakhir dalam operasi tim hingga sore tadi pukul 17.08 Wita, baik melalui jalur udara yang menyisir daerah perairan maupun jalur laut langsung menggunakan kapal laut dibantu kapal nelayan tidak membuahkan hasil.
"Meski hingga saat ini hasil dari tim darat belum ada, karena khusus tim darat memang masih melakukan penyisiran bahkan mereka bermalam di dalam hutan," beber Ivan.
Pada pencarian hari ketiga, tim udara berangkat ke lokasi penyisiran dari Bandara Lama Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan terbagi 2 pesawat Fish Twins milik Aviastar.
Pesawat pertama PK-BRS take off pada Senin 5 Oktober 2015 pukul 06.40 Wita dengan pilot Kasta, kopilot Rahman, teknisi Mirwani, First Officer (FO) Ilham. Dengan membawa tim masing-masing:
1. Yusnisar (Aviastar)
2. Rustono (Aviastar)
3. Amiruddin (Basarnas)
4. Slamet (Basarnas)
5. Serma Haris (TNI AL)
6. Kopda Ruswanto (TNI AL)
7. Praka Laode (TNI AU)
8. Pratu Barno (TNI AU)
Pesawat kedua PK-BRK take off pada pada Senin 5 Oktober 2015 pukul 06.40 Wita dengan pilot Dony S, kopilot Amrullah, teknisi Jarod, FO Heri. Dengan membawa tim masing-masing:
1. Serma Wiyono (TNI AL)
2 Serda Umtulangi (TNI AL)
3. Praka Rasyid (TNI AU)
4. Praka Panji (TNI AU)
5. Yusuf (PK AP)
6. Faisal (PK AP)
7. Kaharuddin (Basarnas)
Sebelumnya, pesawat Twin Otter milik Aviastar yang hilang kontak pada Jumat 2 Oktober 2015, dilaporkan telah ditemukan. Pesawat tersebut membawa 7 penumpang dan 3 kru.
Kepala Basarnas Bambang Soelistyo mengaku mendapat laporan penemuan pesawat Aviastar dari tim gabungan di lapangan.
"Ada masyarakat bersama tim gabungan kita melaporkan indikasi telah temukan yang kita cari. Tapi untuk clear-nya besok pagi kita akan konfirmasi langsung TKP," kata Bambang Soelistyo dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV Nasional. (Ans/Sun)
Advertisement