Sukses

Cak Imin Minta Polisi Segera Ungkap Pembunuhan Anak dalam Kardus

Dia berharap tak ada lagi kasus kekerasan yang menimpa anak Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berharap pihak Kepolisian dapat segera mengungkap dan menuntaskan kasus pembunuhan bocah dalam kardus. Jasad bocah malang itu ditemukan di Kalideres, Jakarta Barat.

"Kami berharap pihak kepolisian dengan cepat dapat menuntaskan kasus kematian bocah F, korban kekerasan terhadap anak," kata Cak Imin saat melayat ke rumah orangtua bocah F di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Menurut Cak Imin, hal yang harus diambil dari kejadian buruk yang dialami bocah F adalah agar setiap individu masyarakat dapat menjadi garda terdepan mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak. Karenanya, dia berharap tak ada lagi kasus kekerasan yang menimpa anak Indonesia.

"Saya selaku pribadi dan Ketua Umum PKB mengucapkan belasungkawa dan rasa duka mendalam kepada ibu dan ayah korban. Kita harus dapat memetik pelajaran berharga dari kasus yang menyakitkan ini," ujar mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Cak Imin mengatakan, sudah selayaknya pemerintah pusat maupun daerah memasang kamera CCTV di tempat umum yang sangat rawan. Tujuannya untuk mencegah setiap kejahatan, baik itu kekerasan, pelecehan serta bullying terhadap anak.

"Selayaknya di tempat umum yang rawan kekerasan, pelecehan dan bullying terhadap anak dipasang kamera CCTV," ucap Cak Imin.

Sebagai masyarakat beragama, segala macam bentuk bentuk kekerasan apa pun terhadap anak tidak boleh diberi ruang toleransi sedikit pun. Dia pun mengecam tindak kekerasan terhadap anak yang masih saja terjadi di Indonesia.

"Sebagai masyarakat beragama yang beradab, bentuk apa pun kekerasan terhadap anak, tidak akan bisa ditolerir sedikit pun," ujar Cak Imin.

Ayahanda korban, Asep Saipullah (36) di hadapan Cak Imin mengaku terpukul dengan kepergian anaknya yang tidak wajar. Apalagi ia jarang bertemu dengan sang buah hatinya itu.

"Saya bekerja sebagai sopir mobil rental, sering keluar kota. Seminggu paling hanya 5 kali ketemu anak," kata Asep.

Asep berkata, dirinya memang jarang bertemu sang buah hati lantaran hubungannya dengan sang istri sudah tidak harmonis. Ia sudah cerai sejak 2 tahun lalu.

Meski tidak terlalu akrab dengan putri kecilnya, Asep mengaku anaknya itu tidak memiliki masalah dengan siapa pun. Menurut dia, sang anak juga tidak pernah bermain terlalu jauh dari rumah.

"Biasanya main, tapi ya mainnya enggak terlalu jauh. Paling ke rumah keluarga di sekitar sini," tukas Asep.

Bocah F sebelumnya ditemukan terbujur kaku dengan posisi badan tertekuk di dalam sebuah kardus yang tergeletak di gang pinggir Jalan Sahabat Kampung Belakang, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu 3 Oktober 2015. Saat ditemukan sekelompok pemuda yang tengah melintas, kondisi jasad F sangat mengenaskan. Mulut dilakban, tangan dan kakinya juga dililit lakban.

Hasil autopsi mengungkapkan, F mengalami kekerasan seksual dan fisik yang akhirnya membuatnya meregang nyawa. Identitas gadis kecil ini baru terungkap usai keluarga mendatangi kamar jenazah RS Polri, setelah mendengar pemberitaan mengenai penemuan mayat bocah perempuan di media elektronik Sabtu siang. (Ali/Ans)