Liputan6.com, Makassar - Kendati telah menemukan lokasi jatuhnya pesawat Aviastar, proses evakuasi para korban tak mudah. Untuk menuju lokasi kejadian di ketinggian sekitar 7.000 kaki, Desa Ulusalu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulsel, Tim SAR harus berjalan kaki.
"Tetap evakuasinya menggunakan 4 helikopter, hanya saja untuk bisa sampai pada lokasi jatuhnya pesawat itu memang harus menempuh perjalanan darat," ujar Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigen TNI (Mar) Ivan Ahmad Rizki Titus di Makassar, Selasa (6/10/2015).
Dia mengatakan, proses evakuasi jenazah korban Aviastar itu akan memakan waktu sekitar kurang lebih 8 jam perjalanan darat, karena medannya cukup berat untuk menjangkau lokasi.
Advertisement
Poses evakuasi korban Aviastar, kata dia, akan menggunakan tandu setelah dimasukkan ke dalam kantung jenazah yang telah dipersiapkan.
"Dari Desa Ulusalu, personel jalan kaki lagi tidak bisa naik mobil ke Desa Gamaru karena memang daerah pegunungan. Itu memakan waktu sekitar 4 jam. Kemudian lanjut lagi pendakian di ketinggian 7.000 kaki atau dua kilometer lebih juga butuh waktu empat jam," jelas dia.
Sebelumnya pada pencarian hari kedua, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo menyebut jika pencarian pesawat Twin Otter Aviastar yang hilang kontak sejak Jumat 2 Oktober 2015 memiliki medan yang sangat berat.
"Situasi medan berat, 80 persen pegunungan, tebing cukup curam, hutan lebat dan tidak berpenghuni sehingga yang cocok memang hanya menggunakan helikopter," kata Bambang Soelistyo.
Ia mengatakan, pesawat Aviastar yang ditemukan Kapolres Luwu AKBP Adex Yudiswan bersama warga dan tim SAR gabungan itu sudah hancur. (Ant/Ali/Mut)