Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap pekat masih menghiasi Riau. Akibat kebakaran hutan dan lahan, beberapa kabupaten dan kota di Bumi Lancang Kuning 'ditelan' kabut asap. Jarak pandang berkisar antara 50-200 meter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru Sugarin, mengatakan jarak pandang di Kota Pekanbaru dan sekitarnya hanya 100 meter pada pagi tadi. Level pencemaran udaranya dalam tahap berbahaya.
"Kemudian jarak pandang terburuk terjadi di Kabupaten Pelalawan, yaitu hanya 50 meter. Sementara Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu tidak jauh lebih baik, yaitu 100 meter, dan Kota Dumai berkisar 100 meter," kata Sugarin, Selasa (6/10/2015).
Menurut dia, kondisi asap pada hari ini jauh lebih buruk dari hari sebelumnya. Oleh karena itu, dia mengimbau warga Riau dan sekitarnya untuk mengurangi aktivitas di luar.
"Terutama bagi anak-anak dan balita. Diharap tetap berada di kamar, karena pekatnya asap membuat kualitas udara berbahaya. Sementara bagi orang dewasa, jika terpaksa keluar diharap memakai masker," imbau Sugarin.
Dia mengatakan kabut asap yang menyelimuti sebagian besar wilayah Riau masih tetap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera. Pasalnya, Riau sendiri hanya terpantau 1 titik panas.
"Hari ini Satelit Terra dan Aqua dari NASA mendeteksi 384 titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan. Jumlah itu tersebar di 6 provinsi di Sumatera. Paling banyak masih Sumatera Selatan, yaitu 360 titik, kemudian Jambi 10 titik, Sumbar 6, Lampung 5 dan Bangka Belitung 2," ungkap Sugarin.
Seorang warga di Pekanbaru, Nunik Suherni mengaku tak bisa berbuat apa-apa dalam menghadapi kondisi ini. Sumatera Barat yang biasanya dijadikan tempat mengevakuasi anak dan orangtuanya, juga sudah diselimuti kabut asap.
"Beberapa hari lalu, Sumatera Barat memang aman dari kabut asap. Sekarang sudah mulai terpapar. Jadi mau ke mana lagi. Di rumah sendiri asap sudah masuk, baunya menyegat lagi," kata Nuni di Mapolda Riau.
Nuni berencana mengevakuasi anaknya ke rumah kerabat yang ada di beberapa daerah Jawa Tengah yang kerabatnya di sana. Niat itu kemudian diurungkannya karena kondisi di daerah tersebut tengah dilanda kekeringan.
"Kan enggak mungkin dibawa ke sana, air saja susah. Jadi apa lagi yang harus kami dan warga lainnya perbuat. Kondisi ini sangat sulit dan membingungkan," kata Nunik.
Menurut dia, warga tidak hanya membutuhkan bantuan personel TNI untuk memadamkan titik api saja. Warga Riau, lanjut dia, lebih membutuhkan oksigen.
"Jadi yang kami dan warga butuhkan itu adalah oksigen. Ada enggak bantuan berupa tabung oksigen atau paling tidak alat pengusir kabut asap dari rumah. Saya rasa itu bantuan yang sedang dibutuhkan," pungkas Nunik. (Bob/Mut)
4 Daerah di Riau 'Ditelan' Kabut Asap Pekat
Kondisi asap pada hari ini jauh lebih buruk dari hari sebelumnya.
Advertisement