Liputan6.com, Jakarta - Pembunuhan bocah dalam kardus di Kalideres, Jakarta Barat, dinilai sebagai teror terhadap anak Indonesia. Masyarakat diminta lebih waspada dalam mengawasi buah hatinya.
"KPAI punya perhatian serius terhadap kasus ini. Ini merupakan teror yang mengakibatkan rasa takut di tengah masyarakat dan ancaman terhadap anak-anak Indonesia," ujar Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh saat dihubungi di Jakarta, Selasa (10/9/2015).
Niam yang telah meninjau sekolah bocah F mengungkapkan, sang anak merupakan sosok yang baik dan senang berteman. Dia memiliki sifat periang.
Advertisement
"Menurut teman sebangkunya, almarhumah memiliki sifat periang dan senang berkomunikasi dengan siapa saja. Korban diketahui memiliki jiwa kepemimpinan yang baik," tutur Niam.
Karena itu, Niam meminta kepolisian segera mengusut tuntas dan mengungkapkan identitas pelaku pembuhan.
"KPAI berharap kepolisian mengambil langkah ekstra keras untuk segera mengungkap kasus ini dan memberikan hukuman sekeras-kerasnya kepada pelaku," pungkas Niam.
Bocah F sebelumnya ditemukan terbujur kaku dengan posisi badan tertekuk dalam sebuah kardus yang tergeletak di gang pinggir Jalan Sahabat Kampung Belakang, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat 2 Oktober 2015.
Saat ditemukan sekelompok pemuda yang tengah melintas, kondisi jasad F sangat mengenaskan dengan mulut dilakban, tangan dan kakinya juga dililit lakban.
Hasil autopsi mengungkapkan, bocah F mengalami kekerasan seksual dan fisik yang akhirnya membuat dia merengang nyawa. Identitas gadis kecil ini baru terungkap usai keluarga mendatangi kamar jenazah RS Polri. (Ali/Sun)