Liputan6.com, Ratahan - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat sejumlah desa di Minahasa Tenggara mengalami krisis air bersih. Ini merupakan dampak dari kemarau panjang yang melanda Indonesia.
"Dampak akibat kemarau panjang ini, kami mencatat ada 8 desa yang mengalami krisis air bersih saat ini," kata Kepala BPBD Minahasa Tenggara Jopie Mokodaser di Ratahan, Kamis (8/10/2015) seperti yang dilansir Antaranews.
Kedelapan desa tersebut yakni, Desa Tumbak Raya, Bentenan Indah, Wioi Raya, Tondanow Atas, Kuyanga, Kali, Kali Oki, dan Desa Tondanouw.
Dia menjelaskan krisis air ini lebih disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan. Kemarau menyebabkan jumlah air berkurang, namun kebutuhan air masyarakat meningkat.
"Semua merasakan dampaknya dan dampak terparah terjadi 8 desa ini," ungkap Jopie.
Menurut dia, pemkab sudah mengusulkan ke Pemerintah Provinsi Sulut melalui instansi BPBD untuk memberikan bantuan air bersih ke wilayah yang mengalami krisis air tersebut.
"Kita sudah usulkan bantuan ke Pemprov Sulut melalui BPBD untuk mendapatkan bantuan air bersih," kata Jopie.
Namun, hanya 4 desa yang disetujui untuk mendapat bantuan air oleh Pemprov Sulut. "Pemprov sudah setuju akan memberikan bantuan dalam bentuk pemboran air bersih, namun untuk pelaksanaannya nanti menunggu petunjuk lebih lanjut," tukas Jopie. (Bob/Ans)
Sejumlah Desa di Minahasa Tenggara Krisis Air
Namun, pemprov hanya setuju memberi bantuan air ke 4 desa di antaranya.
Advertisement