Liputan6.com, Kepulauan Riau - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersedia menerima bantuan dari beberapa negara untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan penyebab kabut asap di sebagian wilayah Sumatera dan Kalimantan. Bantuan itu di antaranya datang dari Singapura yang akan tiba hari ini.
"Negara yang telah menyanggupi memberikan bantuan penanganan bencana asap, yakni Singapura, Malaysia, Korea, Rusia, Australia, dan Tiongkok. Tapi yang datang hari ini dari Singapura," ujar Jokowi saat meninjau Posko Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kuok, Desa Lereng, Kecamatan Kuok, Kampar, Riau, Jumat (9/10/2015).
"Mungkin Minggu akan mulai berdatangan nanti," sambung dia.
Melalui Tim Komunikasi Presiden, Jokowi mengatakan, bantuan yang diterima dari negara-negara asing tersebut berupa pesawat yang akan dikonsentrasikan untuk water bombing atau pengeboman air di wilayah Sumatera Selatan.
"Karena memang dari hasil checking kita, titik api terbanyak itu memang masih di Sumsel," ujar dia.
‎
Pesawat-pesawat itu, menurut Jokowi, dapat membawa air untuk water bombing dengan kapasitas 12.000-15.000 liter. Sedangkan pesawat yang ada hanya memiliki kapasitas angkut 500-4300 liter. ‎
Sementara, kehadiran Jokowi di Puskesmas Kuok bertujuan untuk memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terkena damp‎ak bencana asap, diberikan dengan baik.
Peningkatan Korban ISPA
Baca Juga
Jokowi yang didampingi Menteri Kesehatan Nila Moeloek ini mengatakan, jumlah masyarakat yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di Kampar terjadi peningkatan menjadi 18-20 orang per hari, selama bencana kabut asap terjadi.
"Tetapi setelah diberi dengan obat, kemudian diberi oksigen, sudah kembali ke rumah, tidak ada yang menginap," jelas dia.
‎
Mengenai penegakan hukum terkait kebakaran hutan dan lahan, menurut Jokowi, saat ini masih diproses di kepolisian. "Dalam waktu dekat kemungkinan akan diumumkan siapa yang secara hukum memang melanggar," sambung dia.‎‎
Kebakaran hutan dan lahan, lanjut Jokowi, banyak terjadi di lahan gambut. Di mana di bagian atas gambut tidak terlihat ada api, tapi di bawahnya api cukup besar.
"Oleh sebab itu memang yang benar mengerjakan dengan blocking kanal. Sekat kanal untuk rewetting (pembasahan) lahan gambut, tapi itu perlu waktu," ujar dia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Jokowi telah memerintahkan untuk segera membangun kanal-kanal untuk mengalirkan air, bila terjadi kebakaran di lahan gambut.
"Pembangunan blocking kanal itu telah dimulai, kita sudah bekerja keras untuk membuat sekat kanal. Di Riau, di Sumsel, juga yang di Kalimantan, sudah dimulai semuanya. Tapi perlu waktu," pungkas Jokowi. (Rmn/Mut)*
Advertisement