Liputan6.com, Jambi - Jajaran Polda Jambi masih terus menyelidiki kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Di antara yang diperiksa adalah ratusan murid SD. Namun, pemeriksaan bocah-bocah itu bukan terkait kasus karhutla, melainkan pemeriksaan kesehatan sebagai dampak dari pekatnya kabut asap di Jambi.
Ratusan anak SD yang dicek kesehatannya kali ini adalah SD Attaufiq, Kota Jambi. Dari hasil pengecekan, banyak siswa yang menderita batuk, flu, serta sesak napas yang diduga akibat kabut asap.
"Umumnya batuk dan flu, kegiatan ini sudah rutin kita lakukan terus sampai kabut asap di Jambi hilang," ujar Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Penmas Bidang Humas Polda Jambi Kompol Wirmanto di Jambi, Jumat (9/10/2015).
Menurut dia, kegiatan itu merupakan bagian dari posko kesehatan yang diresmikan Kapolda Jambi untuk melayani kesehatan masyarakat Jambi selama bencana asap terjadi.
"Tidak hanya sekolah, kita juga memberikan pelayanan kesehatan bagi warga lain, terutama di lokasi-lokasi keramaian seperti di pasar," kata Wirmanto.
Bencana kabut asap menimpa Jambi sejak 2 bulan terakhir. Selain melumpuhkan fasilitas bandara dan kegiatan sekolah, kesehatan warga Jambi juga terancam.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mencatat, hingga akhir September 2015, penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) naik tajam yakni mencapai 70 ribu orang.
Karena pekatnya kabut asap, sebagian warga Jambi bahkan ada yang mengungsi ke sejumlah daerah di Pulau Jawa. Satu orang balita berumur 15 bulan juga diduga meninggal dunia akibat bencana kabut asap. (Mvi/Sun)